Rahasia Sukses Trading Ditinjau dari Perspektif Ilmu Pikiran

[Cerita di bawah ini diambil dari blog seorang psikolog profesional]

Beberapa waktu lalu saya jumpa seorang kawan lama. Setelah diskusi ngalor-ngidul kami sampai pada diskusi mengenai bisnis dan dan investasi. Kawan saya ini lagi semangat sekali menjalani trading. Ia bercerita apa saja yang telah ia lakukan, yang telah ia capai, dan juga situasi terakhir yang ia alami. Singkat cerita, kawan saya ini, mengeluhkan kinerjanya di bidang trading yang menurun drastis hingga beberapa kali mengalami kerugian dalam jumlah yang lumayan. Sebelumnya, ia telah mendapat untung yang cukup besar. Tapi sekarang, sepertinya dewi Fortuna telah berpaling darinya dan ia lebih sering merugi daripada untung. Apa yang sebenarnya terjadi?

Trading adalah satu bentuk kegiatan yang sangat menarik. Benar, kita bisa menghasilkan uang banyak dan juga bisa rugi besar.

Berikut ini adalah intisari diskusi kami. Saya tidak akan masuk ke teknik melakukan trading. Penjelasan saya lebih pada rahasia sukses trading dari sudut ilmu pikiran. Untuk bisa sukses trading maka kita perlu tahu apa saja yang membuat orang gagal. Dengan mengatasi atau menghilangkan penyebab kegagalan, maka kita akan bisa berhasil.

Ada beberapa alasan orang gagal dalam melakukan trading. Saya akan menjelaskan poin-poin penting yang saya temukan, baik dari pengalaman pribadi maupun dari kasus yang dialami klien-klien saya. Besar harapan saya informasi dalam artikel ini bisa menginspirasi rekan-rekan yang biasa melakukan trading sehingga bisa semakin sukses.

Di buku Quantum Life Transformation saya menjelaskan bahwa untuk sukses dibutuhkan dua komponen yaitu God Factor dan Human Factor. Saya menuliskannya menjadi rumus:

God Factor X Human Factor = Success.

Saya tidak membahas God Factor karena ini di luar ranah keilmuan saya. Selain itu, relasi kita dengan Tuhan / Allah sifatnya sangat personal. Dalam kesempatan ini saya hanya akan membahas Human Factor yang terdiri atas BE dan DO.

Berikut ini adalah faktor penghambat sukses di bidang trading yang saya temukan dalam diri klien-klien saya.

1. Minim Pengetahuan dan Skill Trading

Sama seperti kegiatan usaha lainnya membutuhkan pengetahuan dan kecakapan agar bisa menghasilkan keuntungan seperti yang diharapkan. Banyak trader yang menipu diri sendiri dengan mengaku sebagai investor padahal mereka sebenarnya gambler atau penjudi. Seorang investor punya pengetahuan yang mendalam mengenai trading, market, mampu melakukan analisis tidak hanya analisis statistik tapi juga fundamental. Investor punya strategi yang jelas, terukur, dan biasanya bermain dalam jangka menengah dan panjang. Investor tahu benar kapan masuk dan keluar dari pasar. Gambler masuk dan keluar dari pasar hanya berdasar feeling. Kalau pas lagi nasib baik, gambler akan mendapat untung besar. Kalau pas lagi apes… ya rugi besar. Seringkali gambler hanya ikut-ikutan dan tidak tahu alasan mengapa ia masuk atau keluar dari market.

Dari mana seseorang bisa mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk bisa melakukan trading dengan hati-hati, cermat, terukur, dan untung?

a. Bisa belajar sendiri atau mengikuti pelatihan
Kriteria Trainer yang Kompeten Bila Anda memutuskan untuk memperoleh pengetahuan melalui pelatihan maka beberapa saran berikut patut mendapat perhatian serius. Mengapa? Karena trading menggunakan uang sungguhan, bukan uang mainan. Jadi, kalau rugi, Anda yang akan kehilangan uang, bukan trainer. Kerugian ini bisa sangat besar dan seharusnya tidak perlu terjadi bila kita tahu cara bermain yang cantik. Langkah awal untuk memilih trainer adalah dengan mencari-tahu rekam jejak atau track record si trainer, bisa melalui Google atau dari alumni pelatihannya. Jangan mudah terpengaruh dengan iming-iming pasti untung. Bila trainer ini menjamin atau menjanjikan pasti selalu untung, jangan ikut pelatihannya karena tidak mungkin kita selalu untung.

Namun sayangnya masyarakat umumnya kurang cermat atau kritis. Mereka sangat suka dan tanpa pikir panjang mengikuti pelatihan yang menjanjikan pasti untung dalam jumlah besar dan konsisten. Banyak yang kecewa karena setelah mempraktikkan apa yang dipelajari di pelatihan, yang katanya pasti untung besar dan konsisten, ternyata malah banyak yang buntung besar dan konsisten. Cara lain adalah dengan meminta trainer menunjukkan rekam jejak trading yang ia lakukan. Dalam hal ini trainer perlu membuka account-nya dan menunjukkan secara live pada peserta pelatihannya. Akan sangat baik bila ia dapat menunjukkan aktivitas tradingnya selama dua atau tiga tahun terakhir. Dari sini kita akan tahu dan yakin bahwa pengetahuan, teknik, atau protokol yang ia gunakan benar-benar bisa menghasilkan keuntungan seperti yang ia janjikan. Dengan kata lain trainer ini punya rekam jejak yang proven.

b. Trial and Error
Ini yang paling sering dilakukan oleh trader pemula. Bila diperhatikan dengan cermat semantik trial and error secara jelas menunjukkan apa yang akan didapat oleh pelakunya. Pertama, trial atau coba dulu. Setelah itu akan error atau rugi. Saran saya, jangan pernah melakukan trial and error di dunia trading. Bila Anda ingin melakukan trading pastikan Anda punya pengetahuan dan kecakapan yang dibutuhkan untuk mendapat keuntungan. Fokus Pada Loss, Baru Setelah itu Profit Ini sepertinya bertentangan dengan prinsip positive thinking atau hukum pikiran yang biasa saya ulas di berbagai artikel saya. Benar, kita perlu fokus pada hal-hal positif.

Dalam trading, saat Anda fokus pada loss atau kerugian maka sebenarnya Anda fokus pada hal positif.

Anda mungkin tidak setuju dengan pernyataan saya di atas. Baik, saya akan ceritakan apa maksud saya. Umumnya orang akan fokus pada keuntungan atau profit. Semakin mereka fokus pada untung maka semakin hilang kewaspadaan mereka. Trader yang baik memahami benar bahwa trading mengandung potensi yang sangat besar, baik potensi untung maupun rugi.

Untuk itu, yang perlu diperhatikan di awal adalah me-manage risiko.

Bila kemungkinan atau potensi yang mungkin mengakibatkan kerugian bisa diantisipasi atau diminimalkan, tidak mungkin dihilangkan, maka keuntungan bisa dengan mudah didapat.

2. Tidak Mengenali Karakter Diri

Trading, walaupun sangat menjanjikan, tidak cocok untuk semua orang. Untuk itu setiap trader, sebelum melakukan trading, perlu memahami siapa dirinya. Trader bisa melakukan tes Investor Risk Profile untuk mengetahui karakter mereka, apakah masuk tipe agresif, moderat, atau konservatif. Dari sini baru ditentukan jenis instrumen investasi yang sesuai dengan karakternya. Dari hasil tes ini akan diketahui tingkat kemampuan penerimaan seseorang terhadap kerugian. Ada yang kuat atau sanggup menerima kerugian signifikan dengan kompensasi keuntungan yang (sangat) besar. Ada yang tahan bila ruginya tidak terlalu besar. Ada yang tidak bisa menerima walau rugi hanya sedikit.

3. Dikuasai Perasaan Takut dan Serakah

Ini adalah dua emosi dasar yang menguasai manusia. Seseorang memilih melakukan trading pasti berharap mendapat untung. Kalau bisa untung sebesar-besarnya. Ini namanya serakah. Di sisi lain ia takut bila rugi. Jadi, setiap kali masuk ke pasar dua perasaan ini selalu menghantui dan menguasai pikirannya. Dan yang kita tahu, saat emosi bergejolak maka logika tidak bisa bekerja dengan baik. Semakin intens emosi seseorang, apapun emosinya, maka semakin tumpul logikanya. Saat posisi sudah untung umumnya trader tidak segera memutuskan untuk keluar dan memetik untungnya. Mereka masih terus menunggu… dan menunggu… dan berharap bisa untung semakin besar. Biasanya di titik inilah pasar berbalik arah. Saat keuntungan mulai berkurang… semakin menurun… biasanya mereka akan masih positive thinking dan berharap kondisi ini akan berbalik lagi. Dan akhirnya… mereka rugi.

Positive thinking dalam dunia trading, apa lagi yang berlebih, adalah hal yang sangat negatif dan perlu dihindari. Untuk itu trader perlu menentukan cukupnya berapa. Jadi, bila posisi sudah menguntungkan bisa langsung keluar dan mendapat untung. Setelah itu tidak perlu lagi memikirkan apakah kondisi pasar terus membaik, meningkat, atau menurun. Yang penting sudah dapat untung.

Ada beberapa alasan mengapa trader takut rugi:
 - ia tidak siap secara mental - uang yang dipakai main adalah uang pinjaman, uang orangtua, uang kredit, uang hasil menggadaikan sesuatu, uang tabungan, uang untuk keperluan tertentu. Intinya bukan uang menganggur.
 - ia memilih trading sebagai jalan pintas untuk menghasilkan uang yang akan digunakan untuk membayar utang atau kewajiban lainnya.

Mengapa Virtual Trading Untung, Kalau Main Beneran Rugi?

Ini juga yang sangat sering dialami trader. Saat melakukan virtual trading biasanya mereka bisa untung (banyak). Setelah merasa yakin dan mampu, karena sering untung di virtual trading, mereka masuk ke pasar dan bermain dengan uang sungguhan. Apa yang terjadi? Ternyata mereka mengalami kerugian. Lha, kok bisa? Iya, karena saat virtual trading pikiran dan perasaan mereka tenang. Mereka tahu bahwa kalaupun rugi maka ini hanya simulasi belaka, bukan kondisi riil. Namun saat mereka melakukan trading yang sesungguhnya, dan mempertaruhkan uang sungguhan, perasaan mereka akan selalu dipenuhi perasaan takut rugi. Sesuai dengan hukum pikiran, semakin seseorang fokus pada satu hal, baik itu positf maupun negatif, maka ia akan mendapatkan apa yang menjadi fokusnya. Semakin ia takut rugi maka ia akan semakin rugi.

Seperti ada tertulis, “Apa yang kutakutkan, itu yang menimpa diriku.”

4. Kondisi Mental Tidak Kondusif

 Kondisi mental yang tidak kondusif saat masuk ke pasar atau menetapkan posisi akan berpengaruh negatif terhadap hasil yang dicapai. Misal, lagi ada masalah atau kurang sehat. Sebaiknya saat masuk ke pasar atau melakukan analisis, pikiran dan perasaan benar-benar tenang dan tidak terganggu. Tidak boleh ada telpon, kunci pintu kamar. Saat melakukan analisa kondisi pasar dan memutuskan kapan masuk semuanya harus dilakukan dengan pikiran yang benar-benar tenang. Akan sangat baik bila steril dari emosi apapun. Mindset Ingin Selalu Untung Ini mindset yang salah. Banyak trader, atau yang lebih tepatnya adalah gambler, yang hanya mau untung dan tidak siap rugi. Mentalitas seperti ini adalah penghambat utama dalam sukses trading.

Mindset yang benar adalah dalam melakukan trading bisa untung dan rugi. Ini adalah hal yang biasa. Yang penting adalah lebih sering profit daripada loss.

5. Mental Block

Saya pernah membantu seorang trader yang telah berhasil profit US$ 10.000. Namun setelahnya ia rugi terus. Setiap kali mau masuk ke pasar ia selalu merasa sangat tidak nyaman. Dan bila ia paksakan main, hasilnya selalu rugi. Setelah saya bantu cari apa masalahnya ternyata ada Bagian Diri yang tidak setuju atau mengijinkan ia untung besar. Bagian Diri ini hanya mengijinkan ia punya penghasilan Rp. 5 juta sebulan.

Setelah Bagian Diri ini diproses barulah ia bisa trading dengan perasaan nyaman dan untung. Tidak Memberi Reward Diri Sendiri Ini juga pernah terjadi pada seorang klien saya. Ia sangat lihay trading. Sering untung besar. Namun akhirnya ia mengalami hambatan yang tidak bisa ia jelaskan. Ia sering salah dalam kalkulasi dan membuat keputusan. Singkat cerita, saat saya bantu dan proses di pikiran bawah sadarnya barulah terungkap bahwa ada Bagian Diri yang marah karena klien ini tidak pernah memberi hadiah untuk dirinya sendiri. Bagian Diri yang marah ini rupanya punya pengaruh yang cukup besar dalam dirinya sehingga memblok Bagian yang biasanya melakukan trading. Dengan kata lain klien mengalami sabotase diri.

6. Tidak Transfer ke Rekening di Indonesia

Umumnya para trader membuka account di luar negeri. Mereka melakukan trading dan bila untung keuntungannya langsung dikreditkan ke rekening mereka di luar negeri. Satu hal yang sering tidak disadari atau diketahui orang yaitu saat uang ini masih di rekening luar negeri maka pikiran bawah sadar menganggap ini bukan miliknya. Uang ini akan terus digunakan untuk trading, bisa bertambah bila untung dan bisa berkurang bila rugi. Dengan demikian pikiran bawah sadar tidak merasa memiliki uang ini. Cepat atau lambat ia bisa marah dan melakukan sabotase.

Yang perlu dilakukan adalah bila profit, sebagian keuntungan perlu ditarik balik ke Indonesia. Selama masih di rekening di luar negeri , secara psikologis, ini belum uang milik sendiri. Uang ini baru akan dirasakan menjadi “milik sendiri” bila sudah masuk rekening di Indonesia.

7. Tidak Punya Tujuan yang Jelas

Dalam melakukan satu kegiatan atau tindakan kita perlu memiliki tujuan yang jelas dan spesifik. Trading adalah salah satu cara untuk menghasilkan uang. Dan yang lebih penting sebenarnya bukan sekedar menghasilkan profit namun apa yang akan dilakukan dengan profit ini. Pikiran bawah sadar akan bekerja keras membantu seseorang mencapai goal yang personal dan bermakna.
*****

Financial Freedom - Truth Version [ II & III ]

PERAN UANG DALAM KEHIDUPAN

Uang adalah alat penukar atau standar pengukur nilai (satuan hitungan)  sah yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara. Uang juga adalah bagian dari harta kekayaan utama. Harta dalam bentuk likuid seperti uang dipandang mutlak harus selalu ada, sebab orang tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan.

Uang pada hakekatnya ialah relasi, yaitu relasi pertukaran yang diwujudkan secara lahiriah dan telah menjadi budaya selama ribuan tahun. Faktanya hampir segala hal bertalian dengan uang dan menjadi bagian integral yang tidak terpisahkan dari manusia. Uang digunakan untuk membeli/ menukar segala kebutuhan, dari kebutuhan primer, sekunder sampai tersier.

Orang yang memiliki uang dalam jumlah besar akan dipandang oleh masyarakat kapitalis lebih "bernilai" dibanding dengan mereka yang tidak memiliki uang dalam jumlah besar.

Di dunia modern yang semakin kapitalis dewasa ini, uang memiliki daya atau kekuatan yang semakin luar biasa. Uang telah menjadi fokus hidup hampir semua orang. Manusia adalah hamba uang! (Hampir semua). Dengan kenyataan ini, orang berusaha untuk memiliki uang dalam jumlah besar dengan pemikiran bahwa semakin banyak uang yang dimiliki, maka semakin merasa aman dan nyaman. Dengan kata lain: "financial freedom" dapat tercapai jika jumlah uang yang dimiliki memadai! Sebenarnya, perasaan atau perhitungan  jumlah uang yang memadai itu , semakin menjauhkan diri dari kemerdekaan finansial sejati. Sungguh paradoks.

3 faktor kerentanan manusia:
1. Tubuh fana yang kemampuannya terbatas.
2. Hidup di dunia menghadapi ketidakpastian yang bisa mengancam setiap saat yang tidak diketahui sebelumnya.
3. Adanya kuasa gelap yang jahat berusaha menyeret manusia kepada kegelapan abadi! (Iblis)

Perlindungan artinya naungan, tempat atau kuasa untuk memperoleh perasaan aman, nyaman dan dijauhkan dari ancaman serta malapetaka. Apa itu aman? Nyaman? Ancaman? Malapetaka?

Sudut pandang manusia umumnya, aman nyaman adalah suasana sukacita kegembiraan kebahagiaan yang disebabkan atau ditopang oleh terpenuhinya kebutuhan primer (pangan sandang papan) dan sekunder (tv radio kendaraan dll) selanjutnya kebutuhan tersier (barang-barang lux) serta kesehatan; jauh dari wabah penyakit, ancaman perang, kejahatan manusia lain, dlsb.

Pada umumnya manusia menjadikan semua hal tersebut sebagai tujuan hidup, sehingga jika manusia memiliki semua itu barulah merasa hidupnya terlindungi. Itu sebabnya manusia mencari uang agar dengan kekuatan finansial ia dapat meraih semua yang dianggapnya dapat memberi "perlindungan". Justru keadaan dan pemikiran tersebut yang membuat  manusia TERBELENGGU UANG. (*)

________________________________________________________

APAKAH KEBAHAGIAAN ITU ?

Konsep seseorang mengenai apa yang bisa membahagiakan hidup bisa menjadi seperti sebuah ruangan dimana ia mengunci diri. Jika seseorang beranggapan bahwa uang dapat membuat dirinya merasa lengkap utuh bahagia, maka ia akan terpenjara di dalamnya. Mengapa seseorang tidak mau keluar dari ruangan tersebut? Sebab ia sudah merasakan kenyamanannya. Baginya atmosfir ruangan hidupnya yang penuh uang itulah atmosfir yang paling enak dan satu-satunya yang bisa dinikmati; tidak percaya ada tempat lain yang lebih baik. Sampai ada goncangan hidup yang membuatnya tersadar bahwa uang bukanlah segala-galanya. Pada dasarnya kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang. Cara pandang financial-freedom yang benar adalah menyiapkan akal-budi yang benar tentang uang,   waspada akan cara uang bekerja, mengelola waktu pikiran-tindakan untuk membawahi system-uang. Ini berarti lebih dari sekedar cara mendapatkan uang secara konsisten dan mengelolanya dengan benar...

Financial freedom yang sejati adalah kebahagiaan dalam Tuhan atau damai-sejahtera Tuhan! (*)

Financial Freedom - Truth Version [ I ]

Pentingnya Memahami Kemerdekaan Finansial - Truth Version

Kehidupan masyarakat  modern tidak dapat dipisahkan dari uang. Bagaimana sikap kita terhadap uang sangat penting karena hal ini bertalian langsung dengan nafkah di bumi dan keselamatan kekal.  


*Cinta uang adalah akar segala kejahatan* 

 
Cinta uang artinya keadaan hati yang merasa tidak bahagia jika tidak memiliki uang dalam jumlah tertentu yang diharapkan dapat membahagiakan dirinya. Berharap dan berusaha memiliki uang lebih banyak untuk memenuhi keinginannya membeli/ memperoleh sesuatu.

Pada dasarnya kemerdekaan finansial adalah sikap hati yang tidak terikat dengan uang, dimana kita sudah bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

Mengenali Sumber Masalah Keuangan

1. Obsesi
Umumnya orang tidak pernah puas dengan jumlah uang yang dimilikinya sehingga selalu ingin menambah jumlahnya. Selama obsesi ini tidak diubah maka masalah finansial tidak pernah lepas dari hidup. Ini berarti tidak pernah mengalami kemerdekaan finansial.

2. Tidak mau atau tidak mampu berhemat dan mengelola keuangan secara bertanggung jawab.

3. Kesehatan
Hidup suka-suka, tidak menjaga kesehatan. Teratur berolahraga dengan menjaga pola makan serta menata pikiran yang baik adalah bagian dari kemerdekaan finansial.

4. Aktivitas
Masalah keuangan yang dialami seseorang bisa karena kemalasan yaitu kurangnya aktivitas yang produktif. Bisa juga karena banyak aktivitas namun konsumtif.

5. Doa

Doa yang kita panjatkan kepada Tuhan Sang Pencipta mengenai uang.... akan menentukan apakah kita terbebas dari masalah keuangan atau tidak. Kalau doa yang kita panjatkan semata-mata supaya Yang Maha Kuasa dan Maha Pemurah memberikan kita rejeki yang berlimpah dengan dana yang tertumpah serta duit yang tercurah, tanpa kerja keras dan cerdas, ya mana bisa. Ibarat mimpi atau khayalan semata. Doa tidak bisa menggantikan kerja keras dan cerdas. Bahkan walau kita bekerja keras dan cerdas, dengan doa yang hanya mohon rejeki... niscaya kita bisa mendapatkannya, tapi tetap tidak bisa mendapati kebebasan finansial sejati. Doa adalah dialog dengan Tuhan. Untuk mendapatkan kebebasan finansial sejati, selalu panjatkan ucapan syukur dan mencari kehendak-Nya, bukan kehendak kita. Kita masih hidup, bernafas, makan-minum cukup = masih diberi kesempatan terbebas bukan hanya dari kondisi finansial, lebih dari itu... terbebas dari pemikiran-pemikiran yang keliru (seperti konsumerisme dan tren gaya hidup modern, prinsip better is bigger, higher dll) (*)

Bagaimana Mengetahui Saham Apa yg akan Naik ?

One trillion dollar question... Saham apa yang akan segera naik? Naik tinggi dan kencang? Bagaimana mengetahui suatu saham akan segera naik harganya? Pengetahuan umum yang ada selama ini berusaha menjawab pertanyaan tersebut dengan dua pendekatan, yaitu:
1. Technical analysis
2. Fundamental analysis

Mitos #1  Kemampuan hebat Fundamental analysis menjadikan Warren Buffett kaya-raya / mampu memperkirakan suatu saham akan terbang tinggi harganya.

Tidak tepat, itu hanya di pikiran masyarakat umum sebagai hasil dari pemberitaan media. Faktanya Warren Buffett menjadi kaya-raya karena mampu melipatgandakan portfolionya dengan pertumbuhan rata-rata hanya 23% per-tahun selama lebih dari 50 tahun! Bila setahun ada 52 minggu, maka cukup dengan pertumbuhan portfolio kurang dari +0.5% per minggu.... anda bisa menjadi sekaya Warren Buffett !
Fakta #1 Kekayaan finansial dihasilkan dari system compounding-interest ! (keajaiban bunga- majemuk)

Mitos #2 Value investing akan melipatgandakan kekayaan secara pasti.
Tidak sepenuhnya benar. Kalau memang value-investing mampu memprediksi kenaikan harga saham secara eksak.... mengapa ada saham yang Price-Earning Ratio-nya tinggi ( dengan kata lain: valuasi saham sudah mahal, dimana harganya diatas nilai intrinsik) namun harga sahamnya masih terus melaju naik? Dan ada saham yang PE-Rationya rendah ( dengan kata lain: valuasi saham murah, dimana harga saham di bawah nilai intrinsik) tapi harganya nggak naik-naik?

*Catatan. Secara matematis umum, PE-Ratio dianggap rendah bila rasionya lebih rendah dibanding dengan deposito di bank. Sebaliknya PE-Ratio dianggap tinggi bila rasionya lebih tinggi dari bunga deposito. Bila misalnya bunga deposito 10% p.a. maka PE-Ratio deposito = 100/10 = 10 . Maka suatu saham dengan PE-Ratio di bawah 10 dianggap under-value secara umum. Namun tetap saja faktanya bahwa tidak ada satu saham-pun yang bila PE-rationya katakanlah 1 akan melaju menjadi 10, atau saham yang PER 30 lalu kemudian akan segera kembali  turun supaya mendekati PER 10x. Jadi tidak ada ekuilibrium, tidak ada kepastian... maka demikian juga dengan value-investing hanya berupa persepsi dinamis di pikiran masing-masing investor, bila tidak mau dianggap sekedar "mitos".
Fakta #2 Faktor inflasi (pertumbuhan uang lebih tinggi dibanding pertumbuhan barang/ jasa) menyebabkan harga produk - termasuk saham - secara umum dalam jangka panjang akan naik terus harganya.

Mitos #3 Semua informasi pasar sudah tercermin dalam Technical Analysis , dengan demikian analisis teknikal dapat mengetahui pergerakan harga saham di masa datang (dengan kata lain: bisa mengetahui bilamana saham akan segera terbang harganya)
Ini mental masyarakat umum yang cenderung mempelajari pola-pola di masa-lalu untuk memperkirakan kejadian-kejadian di masa-datang. Padahal belum tentu rutinitas di-masa-lalu akan menjadi rutinitas di-masa-depan. Contoh: bila setiap hari George mampir ke McD membeli burger di tengah perjalanan menuju kantornya, maka kemungkinan besar besok demikian juga. Faktanya besok kita tidak tahu apakah George tetap melakukan hal itu? Bisa saja  karena tiap hari George mengkonsumsi burger keju dan soda hingga kegemukan + stress pekerjaan.... besok ia mengalami stroke ringan? Dengan demikian dua hari berikutnya dan seterusnya George tidak lagi mampir ke McD... (mampirnya ke klub sehat :D )
Fakta #3 Kejadian (kebiasaan) di masa-lalu adalah fakta sejarah yang tersimpan di dalam memori pikiran. Kejadian (kebiasaan) di masa-depan adalah hasil dari keputusan (kejadian) di masa-kini yang bersifat dinamis (tidak pasti, fleksibel, dapat berubah-ubah tergantung situasi)

Perhatikan gambar analisa teknikal di-atas. Perhatikan baik-baik.... sekali lagi, perhatikan! Apakah garis merah itu akan terus ke arah atas? Sepertinya demikian, prediksi umum begitu. Namun faktanya kita tidak tahu! Rangkaian kejadian sangat bersifat fleksibel. Garis merah itu bisa terus naik, mendatar atau turun... tergantung keputusan dari pemilik tangan di gambar tsb, alias tergantung orang yang menggambarnya!

Kembali kepada "fakta pasar".... harga saham digerakkan oleh para pelaku-pasar, bukan FA atau TA.
Memang benar kalau para pelaku-pasar dipengaruhi oleh FA atau TA, itupun keputusan masing-masing,  apakah mau atau bahkan menerjunkan diri untuk menggumuli FA atau TA!
Fakta #Utama Harga saham digerakkan oleh money-flow alias the-power-of buyers VS  the-power-of-sellers.




Rahasia Sukses George Soros: Esensi Alchemy of Finance

* Bagaimana sukses keuangan & kegagalan prediksi dapat dirujukkan?
 

Alchemy: berusaha menciptakan keadaan yang diinginkan. Sasaran utama alchemy: sukses operasional. Dalam pasar finansial, sukses operasional yaitu consistently exponential profit.
Sukses keuangan bergantung pada kemampuan untuk mengantisipasi harapan yang ada & bukan perkembangan dunia nyata.

* Prediksi... Hanya merupakan kerangka pikir untuk memahami rangkaian kejadian, saat itu tergelar. Diuji di lapangan (market): yang lulus dikukuhkan, yang gagal dibuang. Lakukan secara sadar. Kriteria: sukses operasional.

Secara sadar rumuskan hipotesis, maka kita dapat secara konsisten mengungguli rata-rata pasar, asalkan prediksi spesifik kita tidak menyimpang terlalu jauh. Perlakukan pasar sebagai mekanisme untuk menguji hipotesis, merupakan hipotesis yang efektif. Ini memberikan hasil yang lebih baik daripada sekedar langkah-acak (random walk).

* Kriteria yang dapat kita gunakan untuk mengidentifikasi kesalahan kita:  perilaku pasar. Proses pengambilan-keputusan kita dipengaruhi oleh tindakan pasar. Pasar menyediakan kriteria untuk menilai keputusan investasi.

* Bertaruh menentang harapan yang umum berlaku (trend), jauh dari aman. Jadilah Anti-contrarian yang teguh!

* Bila rangkaian kejadian dipengaruhi oleh bias pelaku, kejadian-kejadian di masa depan terbuka untuk dimanipulasi oleh pengamat. Para pelaku mungkin lebih tertarik untuk mengubah rangkaian kejadian, ketimbang memahaminya.

* Memperdebatkan motivasi akan sama sekali tidak bermanfaat. Setiap kontribusi haruslah dipertimbangkan berdasarkan kegunaannya & bukan berdasarkan niatnya. Masalahnya bukan menyangkut motivasi, melainkan menyangkut efek operasional.

* Pasar telah selalu membantu menjaga kesadaran kita akan realitas. Realtime experiment mengembalikan aktivitas investasi & kemampuan kita mengekspresikan diri sendiri.

* Dalam peradaban kita, nilai laba (profit) dilebih-lebihkan &  begitu juga nilai obyektivitas. Harga pasar merupakan kriteria efektivitas, tapi bukan kriteria kebenaran.

Paradoks Reformasi Sistemik
Hidup (fisik) itu sementara; hanya kematian yang permanen.
Solusi temporer jauh lebih baik daripada tidak ada solusi sama sekali. Yang permanen & sempurna adalah kematian. Ide tentang kematian hanyalah satu gagasan, dan kaitan antara fakta & gagasan tidaklah sempurna. Fakta yang jelas & ada sekarang adalah bahwa kita hidup.

Thinking: FAST & S L O W . . .

Be careful: Hindsight mind bias

"We are what we repeatedly do. Excellence, then, is not an act, but a habit." 
~Aristotle~

We stopped checking under our bed for monsters when we realized they were inside us...
The final weapon is the brain. All else is supplemental.
Sometimes there's justice and sometimes there's just us.

"Bukanlah kejadian-kejadian, tetapi opini kita tentang hal itulah, yang menyebabkan kita menderita" -Dr.Albert Ellis-

RISIKO
* "Risiko" tidak ada "di luar sana", terbebas dari akal budi & budaya kita, menunggu diukur. Manusia telah menciptakan konsep "risiko" utk membantu mengerti & menghadapi bahaya & ketidakpastian dlm kehidupan. Walau segala bahaya itu nyata, tdk ada "risiko riil" atau "risiko objektif". -Paul Slovic-

* Definisi risiko adalah penggunaan kekuasaan.
* Rasional atau tidak, rasa takut itu menyakitkan & melumpuhkan.

PREDIKSI VIA KETERWAKILAN
* Pertanyaan tentang probabilitas itu sukar & pertanyaan mengenai kemiripan itu lebih mudah & yang mudahlah yang dijawab. Itu kesalahan serius, karena penilaian kemiripan & probabilitas tidak diatur oleh logika yg sama.
 
* Informasi yang tidak berharga seharusnya diperlakukan = ketiadaan informasi.

* Saat ragu mengenai mutu bukti: biarkan pertimbangan probabilitas, dekat dengan nilai dasar.
* Agar berguna, kepercayaan Anda harus dibatasi logika probabilitas.
* Kunci penting untuk penalaran yang disiplin: 
1.Jangkarkan pertimbangan probabilitas, ke nilai dasar yang masuk akal.
2.Pertanyakan diagnosis bukti.

LEBAY: ILUSI PEMAHAMAN 

* Tes pamungkas atas penjelasan peristiwa: apakah penjelasan itu membuat peristiwanya bisa diprediksi sebelumnya?
* Agar dapat berpikir jernih tentang masa depan, kita perlu membersihkan bahasa yang kita gunakan untuk memberi label kepada kepercayaan kita pada masa lalu (seperti: tahu, intuisi, firasat)

* Bagaimana perasaan saya... Menjadi jawaban untuk pertanyaan yang jauh lebih sukar :apa yang saya pikirkan mengenai hal ini?

* Perkiraan mengenai penyebab... Dilencengkan liputan media. Dunia di dalam kepala kita bukanlah replika persis realitas. Harapan kita atas frekuensi peristiwa, terdistorsi kelimpahan & kekuatan emosional pesan-pesan yang kita terima.
* Penilaian diri di-dominasi oleh kemudahan contoh yang muncul dalam benak. Pengalaman pencarian contoh yang lancar mengalahkan jumlah contoh.

* Pemikiran & perilaku kita dipengaruhi - lebih banyak daripada yang kita tahu atau inginkan - oleh situasi & lingkungan.
* Sugesti adalah salah satu efek penyiapan, yang secara selektif memanggil bukti yang cocok.

* Suasana hati terkini, berpengaruh sangat besar ketika orang meng-evaluasi kebahagiaan.
* Kognisi itu berwujud; Anda berpikir dengan tubuh Anda, tidak hanya otak.
 
* Keyakinan adalah suatu perasaan, yang mencerminkan koherensi informasi & kemudahan kognitif mengolah informasi itu.
* Dunia ini lebih tidak bisa dimengerti daripada yang (kita) pikir. Koherensinya sebagian besar datang dari cara kerja akal budi (masing-masing individu).
* Keakraban tidak mudah dibedakan dari kebenaran.
* Kesukaan kita terhadap pemikiran sebab-akibat mendatangkan kesalahan-kesalahan serius dalam meng-evaluasi keacakan peristiwa-peristiwa yang murni acak.

BlackSwan 

* Jika anda masih hidup sampai esok hari, itu mengandung arti bahwa: 
(a)Anda akan hidup lebih lama, atau 
(b)Anda lebih dekat ke tanggal kematian.
Ke-2 kesimpulan tsb didasari dari data yang sama!

* Narrative fallacy: kecenderungan kita membuat tafsiran berlebihan & preferensi kita untuk membuat cerita yang ringkas tapi padat, ketimbang menyajikan kebenaran yang seadanya.

* Yang penting bukan apa yang anda katakan kepada  seseorang, melainkan bagamana anda mengatakannya :Framing

MasterKey
* Sikap pikiran kita terhadap kehidupan akan menentukan pengalaman hidup yang akan kita alami.

Prediction: Market Behavior vs Ourselves Behavior

Saya kira setiap penulis memiliki satu harapan bahwa karyanya bisa memberi manfaat kepada pembaca. Keadaan yang saya pikirkan adalah: ketika tengah bekerja, kita sering kali menerima sms dan panggilan telepon dari tele-marketing yg menawarkan produk-produk finansial seperti angsuran kredit tanpa jaminan, asuransi dan peluang di pasar future atau forex.

Kebetulan duakali*  pekerjaan saya adalah sebagai pialang saham (sejujurnya saya tidak menyukai kata pialang, apalagi broker. Saya lebih memilih istilah "mas" : singkatan dari market associate & supporter) yang sebagian pekerjaannya  adalah up-date berita & analisa saham/ pasar.

Ketika client (atau anda) bertanya saham apa yang prospek atau bagaimana prospek suatu saham, atau bagaimana tren pasar, biasanya saya menjawab (saya yakin demikian juga rekan-rekan  pialang yang lain, juga analis dan para 'pakar') dengan up-date berita, rumor, plus tambahan argumentasi dengan memaparkan analisa teknis (TA) maupun fundamental (FA). Pemaparan dengan  menggunakan 'analisa' terkesan meyakinkan, canggih, pakar, "expert", sound rational & reasonable, sebab-akibat yang selalu dapat dibuktikan... setelah kejadian!

SETELAH TERJADI itu SELALU TEPAT
Ya. Misalnya anda penasaran dg saham A, sekarang tanggal 10/10 harganya Rp1000, & bertanya kepada 'pakar' bagaimana prospeknya. Kemungkinan pakar tsb akan menjelaskan dengan cara:
# memberi informasi dari berita2  ttg perusahaan tsb, 

#lengkap dengan paparan analisa:
.)TA Teknikal 

misalnya: pola up-trend; target atau resistance-nya  rp1200, support rp950,
.)FA fundamental 

misalnya: masih under-value sebab  valuasi wajar rp1500

Jadi rekomendasi pakar sekarang: Buy (Rp1000) dengan target trader sell Rp1200, target investor hold (SEBAB fair-value nya Rp1500)

Andai bulan depannya yaitu tgl 11/11 saham A ternyata rp900, maka pakar selalu tepat setelah terjadi, sebab:
# trader harusnya sudah memotong kerugian (cut-loss) pada titik support rp950.
# investor harusnya tetap hold dan tenang, karena "fair-value"nya rp1500!

Saya tidak perlu jelaskan bilamana harga saham A tgl 11/11 misalnya rp1100, karena dengan demikian opini pakar tsb secara faktual ke "arah yg benar" (SEBAB target rp1200 utk trader, rp1500 utk investor).

Bagaimana kalau berikutnya tgl 12/12, harga saham A rp700? Pakar selalu benar (saat terjadi):
# trader harusnya menghindari saham ini, karena secara grafis TA-nya down-trend. Ingat stop-loss rp950.
# investor perlu meng-evaluasi lagi posisinya, SEBAB ada berita-data terbaru emiten tsb yg bakal mengubah valuasi-nya sehingga FA yg lalu menjadi tidak valid lagi. Taksiran sekarang valuasi wajar menjadi rp1000.

Bagaimana & mengapa sering terjadi - andai anda investor - cenderung hold-saham A (SEBAB harga beli awal rp1000 masih = valuasi revisi tsb). Atau yg lebih absurd adalah melakukan average-down (SEBAB rp700 itu menjadi lebih under-value) ?

SEBAB - AKIBAT
 

Blog tulisan ini adalah bentuk 'greget' saya saat ini, akan kesalahan-kesalahan mendasar atas pola pikir para pelaku pasar (termasuk diri saya sebagai seorang "mas"), dalam memandang dan memprediksi dinamika dan volatilitas di bursa. Pikiran kita - sepertinya tanpa sadar - telah dibentuk, atau diarahkan, oleh pendapat para pakar analisis investasi (TA dan FA) dan pengetahuan akademik para ekonom canggih yang mendasari analisis tersebut. Pada kenyataannya (anda bisa lakukan uji statistik, kalau mau) prediksi, pendapat atau analisis para pakar tsb seringkali tidak benar

Anda, saya dan para pakar saham sebetulnya sama-sama TIDAK  TAHU apa yg akan terjadi hari  esok; namun para pakar memiliki cara yg canggih utk menjelaskan, mereka punya "CERITA SEBAB-AKIBAT yg lebih baik dan terasa masuk-akal" daripada kebanyakan orang awam! Keberhasilannya dalam prediksi tidak lebih dari kebetulan (expert's luck) yang  seringkali diberitakan & disebar-luaskan sehingga seolah-olah menegaskan kecakapannya dalam prediksi; namun kegagalannya tidak lebih dari kesalahan pasar, atau seringkali terlupakan & tidak diberitakan, atau dipatahkan dengan argumentasi sebab-akibat terbaru!

POSISI POSISI POSISI
Kalau bisnis properti mengenal jargon "lokasi-lokasi-lokasi" maka bisnis finansial (seperti pasar saham) adalah pas  dengan jargon "posisi-posisi-posisi". Posisi buy antisipasi saham naik (saat sideways). Posisi hold ketika saham trend naik. Posisi sell ketika (trend) saham turun.

Pemahaman dan pengetahuan yang saya paparkan di sini, tidak  dimaksudkan sebagai pengganti analisa teknikal, analisa fundamental maupun analisis psikologis & intuitif, karena tugas tsb sudah dilakukan oleh para pakar dan diri anda sendiri. Tujuan utama saya disini adalah menyajikan pandangan dari atas (helicopter-view) cara kerja pikiran dalam membuat prediksi + keputusan, dan pandangan dari dalam (insight-view)  mengenai cara kerja pasar modal (yang secara khusus, contoh pemaparannya adalah pasar saham Indonesia - Bursa Efek Indonesia) sehingga meningkatkan kualitas keputusan dalam bertransaksi  (buy-hold-sell) bagi semua pelaku pasar.

Dengan kata lain secara singkat: tujuannya adalah U3
Untung-untung-untung atau
Ujung-ujungnya untung :)


Salah satu perkembangan yang  penting adalah, kita  sekarang mengerti bahwa prediksi - baik analisa atau intuisi - para pakar maupun kita sendiri berpotensi sama benarnya (atau sama salahnya). Tinggal bagaimana kita menyikapi prediksi-prediksi tsb dalam membuat  keputusan. Akibat memahami & menyikapi prediksi-prediksi secara lebih baik & bijaksana, menyebabkan pilihan-pilihan keputusan yang lebih baik. Akibat eksekusi keputusan-keputusan yang lebih baik menyebabkan kebetulan-kebetulan yang kita sebut sebagai keberuntungan atau "keberhasilan".

Benar-benar benar
Prediksi --> sikap --> alternatif --> keputusan --> 

                                  kebetulan = keberuntungan