Aku adalah GANTUNGAN BAJU

Aku adalah gantungan baju....
Tiada gunanya tanpa sesuatu yang kokoh dan solid yang bercokol di kepalaku

Aku tidak perlu berpenampilan menarik apalagi nyentrik
Yang penting kuat, pantas, rapih dan bersih

Aku adalah gantungan baju...
Orang-orang tidak memandangku
Perhatian mereka tertuju kepada apa yang tergantung di pundak dan tubuhku
Makin banyak "pakaian mewah dan indah" yang mereka punya
Makin bergantung mereka akan sungguh membutuhkan diriku

Aku dapat tampil seadanya tanpa perlu merasa malu menjaga kerupawanan sang pakaian
Aku tidak perlu berubah mode untuk menjaga orang-orang 'tak lari meninggalkanku

Aku adalah gantungan baju....
Selalu beruntung bilamana berbagai pakaian yang ada tergantung
Senantiasa bersyukur bilamana tiada satupun baju yang bergantung
karena dengan demikian tiada beban yang harus kutanggung

Aku adalah gantungan baju...
Baru berarti bila tergantung kepada sesuatu yang kokoh dan solid
Bisa berguna bila tergantung kepada sesuatu yang kokoh dan solid itu

Aku adalah gantungan baju...
Bagai sampah tiada guna bilamana tanpa kepala
Bak hiasan dalam lemari untuk berjaga-jaga
Tidak dipuja namun tetap dibutuhkan
Sebagai bagian dari pemeliharaan kebersihan dan kerapihan
Atas berbagai material dari yang sederhana sampai mewah
Dari apa yang menurut seseorang pantas untuk disimpan
Agar sesuatu itu tetap terjaga indah rupawan
Namun tidaklah penting bagi dunia
Untuk memberikan perhatian kepadaku

Aku adalah gantungan baju...
Aku selalu membutuhkan Sesuatu Yang Solid dan Kuat itu...
Aku harus menjaga kepalaku bergantung kepada-Nya
Agar 'ku dapat senantiasa berguna sebagaimana adanya.


[PQ 14] 27-Dec-2014

Day 12-16 PQ: MAKNA NATAL yang BENAR-BENAR BENAR

Banyak orang Kristen merayakan Natal - hari kelahiran Tuhan Yesus - tanpa tahu latar belakang dan arti yg sesungguhnya. Joy to the world.... adalah salah satu lagu terpopuler yang bergema di setiap pelosok dunia yang merayakan natal. Natal - diambil dari bahasa Portugis - artinya adalah "kelahiran". Ya, setiap kelahiran seorang bayi anak manusia pasti disambut dengan sukacita oleh orang tua dan handai taulan. Namun ada baiknya kita mengetahui latar belakang perayaan Natal ini...

Perspektif Sejarah
Sebenarnya tidak ada yang tahu persis tanggal kelahiran Yesus. Para ahli memperkirakan sekitar Maret-April tahun 4SM (sebelum masehi). Pada abad ke-IV masehi, emporium Romawi adalah negara adi-daya dunia dengan agama resminya adalah diberi nama Catholic (yang berarti 'umum'). Sedangkan bagi kalangan akar rumput / masyarakat, mereka menyebut diri dengan Christian - pengikut Christ ; Christo: Kristus. Sebelum agama Kristen menjadi agama resmi negara Romawi, tradisi budaya agama lama yaitu penyembahan dewa matahari, dilaksanakan  tanggal 25 Desember setiap tahun. Maka untuk menggantikan tradisi tersebut, setiap tanggal 25-Desember ditetapkan oleh pemerintah Romawi sebagai hari perayaan kelahiran Yesus.

Mengapa pada abad ke-IV itu agama Kristen bisa menjadi agama resmi Romawi? Sebab saat Kaisar Constantinus ingin pergi berperang, ia bermimpi diperintahkan oleh Tuhan untuk membawa panji-panji salib (lambang Kristen). Jadi ia menyuruh panglima dan tentaranya pergi berperang dengan membawa panji-panji Kristiani... dan kemudian memenangkan pertempuran dengan gilang-gemilang. Oleh sebab itu kaisar menetapkan agama Kristen menjadi agama resmi Romawi, sekaligus sebagai alasan politis, yaitu untuk mempersatukan kekaisaran dengan satu kepercayaan yang solid. Perlu diketahui bahwa saat itu budaya romawi yang lama banyak memiliki berbagai agama dengan bermacam-macam dewa sehingga berpotensi menimbulkan konflik antar kelompok. Agama Kristen memiliki keyakinan hanya satu dewa/ Tuhan dimana Yesus adalah Tuhan yang turun ke bumi dalam wujud fisik manusia. Ditambah dengan konfirmasi kemenangan perang "di bawah panji-panji salib Tuhan" membuat kaisar Constantinus semakin mantap untuk memutuskan agama Kristen sebagai agama resmi kekaisaran. Seiring dengan bertambah luasnya pengaruh Romawi atas dunia, maka semakin berkembang pula kekristenan ke seluruh penjuru dunia hingga kini.

Kemunduran dan kejatuhan kekaisaran Romawi sekitar abad ke-VI-VII tidak membuat serta-merta kekristenan ikut turun pamornya. Keyakinan masyarakat saat itu adalah kekristenan sebagai keyakinan bangsa yang beradab; diluar keyakinan itu adalah bangsa bar-bar, bangsa yang terbelakang, tidak bermoral, tidak beradab.

Kekristenan = peradaban.

Hingga kemudian perkembangan pesat keyakinan (agama) yang lebih baru yaitu Islam - yang juga dipeluk oleh bangsa yang beradab - menimbulkan konflik (perebutan kekuasaan atas nama keyakinan) wilayah dan mencapai puncaknya pada awal abad ke-X yaitu perang salib....

Perspektif Psikologi
Manusia adalah mahluk sosial. Bagian dari kawanan = bertahan hidup. Keluar kelompok = potensial "mati". Kita (pikiran, mind) manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan, masyarakat sekitar  LEBIH DARI APA YANG KITA KETAHUI. Sebagai manusia, waktu lahir kita adalah murni, fitri, suci; tidak memiliki keyakinan apapun. Kita diwariskan genetik DNA dari orang tua dan nenek moyang, sehingga ada keyakinan dan kebiasaan dasar kita awalnya mirip dengan keyakinan dan kebiasaan orang tua. Seiring pertumbuhan pendidikan dan pengaruh lingkungan - sosial yang tidak disadari lebih daripada yang kita ketahui, perayaan natal pun mau-tidak-mau suka-tidak-suka dipengaruhi oleh pendidikan dan lingkungan tersebut.

Contoh: waktu saya masih kecil hingga tingkat SMP, saya menganggap natal hanyalah hari libur biasa. Bagian dari long weekend di akhir tahun. "Selamat natal dan tahun baru" selalu digabung sebagai bagian libur panjang. Sebab orang tua tidak merayakan natal. Tradisi keluarga lebih heboh dalam menyambut Imlek, dimana orang tua membelikan baju baru, berbagai kue, menyiapkan ampauw, mengatur pertemuan keluarga, mewajibkan berdoa / sembahyang, mengunjungi tetua, dll.

Sewaktu SMA dan kuliah, makna natal berubah seiring pendidikan sekolah katolik/ kristen yang menumbuhkan keyakinan saya untuk memeluk agama katolik / kristen. Natal adalah hari kelahiran Yesus sebagai Juru Selamat Dunia : Joy to the world. Natal adalah kegembiraan sekaligus harapan - mengingat seminggu kemudian adalah tahun yang baru = perencanaan yang baru, resolusi baru. Natal adalah berbagi kegembiraan - berita gembira, kabar baik - kepada semua orang yang mau mendengarkan (Siapa sih yang tidak suka mendengar good news?). Natal adalah kelahiran yang tidak main-main - kelahiran utama: kelahiran Sang Juru Selamat dunia - bahkan orang Majus dari jauh pun menyambutnya dengan penuh sukacita dan upaya serta persembahan yang luar biasa. Apa salahnya kita (ikut-ikutan) sambut dengan baju yang baru dan persembahan/ sumbangan dana maupun materi apapun sebagai persembahan yang kudus dan (semoga) berkenan?

Sekarang, semakin bertambahnya umur, wawasan dan kebijaksanaan... natal adalah natal. Apa esensinya? 25-Desember adalah kesepakatan bersama masyarakat dunia yang telah berlangsung selama ribuan tahun, untuk memperingati hari kelahiran Yesus (yang kemungkinan besar sebenarnya jatuh pada bulan maret-april). Jadi tidaklah salah untuk memperingati hari lahir Yesus pada hari ini atau hari kapanpun kita mau. Tidak ada kewajiban untuk memperingatinya, bahkan sampai-sampai merayakannya secara besar-besaran dan gemerlap. Kalau mendalami ajaran-Nya, justru yang Ia perintahkan adalah peringatan Ekaristi - perjamuan terakhir - dengan simbolis pemecahan roti dan anggur yang tercurah....

Benar-Benar Benar
Bayangkan anda mengucapkan selamat ulang tahun kepada orang tua anda pada tanggal 25-desember, padahal hari lahir bapak anda itu jatuh pada tanggal 1-april. Kalau anda masih berumur 5-12 tahun, kemungkinan besar bapak anda itu ketawa-ketawa saja melihat tingkah laku anda yang masih "lucu dan polos". Coba kalau anda sekarang sudah dewasa... "Daddy, happy birthday.." apa kira-kira respon bapak anda tsb???
- Anak gue goblog banget atau
- Berhalusinasi
- aneh, lupa terus nggak sadar-sadar...

Kalau misalkan anda menyiapkan kado yang mahal dan pesta kejutan yang sangat meriah, di hari yang salah pula... apa kira-kira respon Bapak? Konyol.

Sekarang, andaikan anda adalah seorang bapak (orang tua), kira-kira apa yang anda harapkan atau inginkan dari anak anda yang memperingati / merayakan hari ulang tahun anda pada tanggal yang salah:
* Pasti - paling tidak - memberitahu tanggal nya salah; jadi tidak perlu memperingati apalagi merayakan
* Andai kebetulan anda lahir tanggal 25-desember... ada kesenangan bila anak-anak mengingat dan merayakannya. Namun tidak berarti menjadi murung bila anak-anak tidak mengingatnya! Tidak masalah buat anda bukan?

Pun kalau ada seorang anak anda merayakan dan memberikan kado mahal untuk anda, sementara anak yang lainnya malu tidak datang kepada anda karena miskin dan tidak sanggup memberikan apa-apa (selain ucapan yang tulus), apa yang akan anda perbuat? Kemungkinan besar anda akan mencari anak yang hilang tersebut untuk berbagi kebahagiaan dan tergerak untuk mendistribusikan kado-kado itu. Karena sejatinya anda tidak menginginkan benda-benda itu lagi. Yang lebih anda inginkan adalah kebahagiaan: berbagi kegembiraan atas semua anak-anak anda. SEMUA.

Nah, sekarang coba bayangkan kita sebagai anak-anak-Nya.... saling memberi ucapan salam "selamat memperingati natal (ulang tahun Bapak Yesus)" ; kira-kira apa yang Bapak kehendaki seungguhnya?
* Ucapan tulus goodnews
* Berbagi kegembiraan
* Kebersamaan sederhana, bukan pamer kemeriahan kelompok
* Kepedulian sesama, paling tidak mewartakan kabar baik itu.....

Salam suka-cita,

PQ 11: Karakter Impian = Kenyataan

Bukannya apa yang kita miliki yang penting. Juga bukan benda apapun yang kita impikan dan kita raih. Itu semua tidak memberikan kebahagiaan sejati. Bukan pula gelar pangkat kehormatan dari [sudut pandang] orang lain. Apa yang memberikan kebahagiaan dan kesuksesan sejati, kepuasan berkelanjutan adalah memiliki karakter impian yang menjadi kenyataan.

Ya, untuk meraih kebahagiaan adalah bukan karena benda-benda yang kita dapatkan. Juga bukan apa kata orang tentang diri saya. Kebahagiaan adalah permainan dalam [inside job]. Impian menjadi kenyataan. Kenyataan adalah impian. Dan itu semua selalu dimulai berasal dari dalam diri - mind - dalam pemikiran, perspektif yang benar. Menerima apapun yang ada sebagai bagian dari impian. Selanjutnya senantiasa mensyukuri apa yang ada, sehingga dengan demikian kita berupaya untuk mengadakan apa yang kita syukuri.

Hidup penuh dengan ketidakpastian... kata siapa? Hidup itu penuh dengan kepastian: di ujung jalannya kita semua manusia tanpa terkecuali PASTI MATI. Paling tidak - kematian tubuh jasmani. Jadi, bila sekarang kita menyadari belum di ujung itu... bersyukurlah masih bisa membaca, menulis, berpikir.... tidak lebih sulit daripada beraksi. Apapun aksi kita.... sungguh membahagiakan.... asalkan kita memiliki perspektif yang baik: menerima.

Jangan sekali-kali MEMBANDINGKAN. Ini adalah sumber ketidakbahagiaan terbesar. Membandingkan dengan orang lain, membandingkan dengan masa lalu.... membandingkan dengan masa depan / cita-cita / keinginan / harapan. Bukannya tidak boleh memiliki harapan/ tujuan yang tercapai. Boleh, asalkan kita tidak terikat dengan itu. Harapan hanyalah harapan, sebentuk ilusi (yang baik). Jadi harapan juga adalah bagian dari ilusi, bukan faktual. Kebahagiaan yang sejati adalah nyata, sekarang di sini: menerima. Terimalah semua yang ada, terus maju melangkah.... karena waktu selalu maju. Biarkan harapan  pudar dimana semakin terangnya jalan kekinian,  seiring berjalannya waktu.... harapan melebur dengan kenyataan.

Harapan adalah kenyataan.
Dengan demikian, tidak ada lagi keinginan.
Tidak ada keinginan, tidak ada perbandingan.
Tidak ada perbandingan... yang tersisa hanyalah kebahagiaan (sejati)

Day 6-9 PQ: Long Fresh Nice-Day

Setiap hari, setiap waktu, setiap menit bahkan setiap detik, kita selalu (dapat) membuat keputusan, atau sedang beraksi atas keputusan yang kita buat dalam pikiran. Senantiasa sadari pikiran - bahwa ada penyabot-penyabot yang senantiasa berkicau. Kenali dan tandai, maka kita bisa memilih untuk tidak membuat keputusan berdasarkan perkataan-perkataan mereka. Selama ini - empat puluh tahun lebih hidup - tanpa sadar dibayang-bayangi oleh kebiasaan membuat keputusan berdasarkan "perintah" hakim si kunyuk beserta para profesionalnya. Tidak lagi kali ini dan seterusnya..... positive intelligence sangat membantu pemahaman saya atas pola kerja pikiran dan ternyata sangat mudah di-aplikasi-kan, lebih dari yang saya bayangkan sebelumnya (Mungkin tepatnya dari yang sang hakim katakan kepada saya sebelumnya).

Dari rutinitas aktivitas sehari-hari tidak banyak tampak perubahan: Pada hari kerja, bangun lebih pagi, sarapan buah dan roti. Pergi ke kantor, terkadang mampir ke proyek pantau progres dan beri instruksi ke tukang. Bila tidak sempat, pantaunya sore sebelum pulang ke rumah. Jam istirahat siang, biasanya makan siang di kantor (bungkus beli). Jam pulang kantor langsung ke rumah; bila istri masak ya makan di rumah, bila ia sedang sibuk/ segan masak ya lalu jalan keluar/ makan di mall. Seminggu 3-5x ke mall adalah rutinitas :) . Kalau weekend hari sabtu biasa bangun lebih siang. Ke gereja hari minggu sore.

Yang berubah adalah yang tidak nampak: sudut pandang/ perspektif. Kini saya lebih memahami cara kerja otak dalam mengambil keputusan-keputusan untuk kemudian mengenali dan menandai "pikiran siapa" yang melandasi aksi. Bilamana pikiran penyabot yang bekerja... saya abaikan saja/ kurangi tingkat kebisingannya. Saya berupaya untuk tidak di-navigasi - secara tidak sadar tentunya - dengan kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk oleh pikiran para-penyabot. Contoh konkret: kalau dahulu bangun tidur pagi-pagi dan berangkat kerja lebih pagi karena pikiran penghindar si sinker (si penenggelam) yang takut atau menghindari jalan macet. Sekarang bangun tidur pagi-pagi dan berangkat kerja lebih pagi karena masih ada pikiran penghindar namun dengan intensitas yang lemah.... hindari jalan macet. Intensitas yang menguat adalah kebijaksanaan bangun pagi: berangkat lebih pagi, maka penggunaan waktu lebih efektif - tidak habis di perjalanan - kesenangan lebih panjang. Have a (long fresh) Nice day ! 



 

Day-4/5 PQ: Menerima >< Menyangkal/Menolak/Menyesal

Setelah mengenali lalu melemahkan penyabot kita sebagai strategi pertama, maka selanjutnya strategi kedua adalah MEMPERKUAT KEBIJAKSANAAN (Strenghten the Sage). Perspektif kebijaksanaan (Perspective of Sage) adalah MENERIMA alih-alih menyangkal, menolak, menyesal. Menerima bahwa ada begitu banyak penyabot dalam diri kita. Dengan menyadari hal ini, maka kita dapat memilih untuk meredam, melemahkan, bahkan mematikan penyabot untuk berkuasa. Biar mereka berucap kata dalam pikiran (mind) tetapi kita tidak menghiraukannya.

Empati

 



Day-3 PQ: Market Volatility as Character building Opportunity

Ada untungnya mendusin ingin buang air kecil jam 6.33 tanggung sekalin bangun pagi sebelum alarm berbunyi jam 6.45. Sambil sarapan buah, cek data EIDO (Futures IDX di bursa Amerika) -4.91%... apa alasan penurunan dibalik penurunan ini? Para "hakim" dan "hyper-rational" masyarakat seperti biasa selalu mencari penjelasan rasional, ilmiah, sebab - akibat. Demikian pula pagi ini data nilai tukar US dollar tembus Rp13000! Padahal 2 hari lalu masih sekitar Rp12200, kemaren Rp12500-an. Tidak ada berita signifikan, tidak ada kondisi makro-ekonomi dan pernyataan apapun yang signifikan dari para pejabat pemerintah RI. Tidak ada kejadian negatif (seperti ledakan bom atau gempa dll). Lalu mengapa rupiah melemah? Mengapa pasar saham melemah? Sebab-akibat... bias ilusi sebab akibat adalah ulah para hakim dan beberapa antek-anteknya seperti hyper-rational, yang bisa membangkitkan antek-antek lainnya berkuasa seperti hyper-waspada.

Volatilitas market adalah "dumbbell" untuk melatih otot PQ membentuk karakter semakin baik. Kemampuan untuk mengubah respon kemas menjadi kesan: kendala dan masalah menjadi kesempatan dan atau anugerah.


Day-2 PQ: Renovasi Rumah, Renovasi Karakter

Senin, 15-Desember
Atap masih bocor. Lantai triplek lantai atas - baru dipasang - mulai dimakan rayap. Masih perlu banyak semen dan pasir. Hakim si kunyuk iblis berkata jangan beli lagi semen dan pasir! Pemakaian semen boros sekali. Apa ditilep tukang? Genteng bocor ulah tukang?! Rayap... apa tukang yang taruh / ternak-kan rayapnya?

Syukurlah kini saya mengenali itu semua hanya perkataan si kunyuk beserta antek-anteknya. Saya cukup melakukan apa yang perlu dilakukan untuk pertumbuhan dan perbaikan.... Bangun lebih pagi, berangkat lebih pagi 10-15 menit, sampai di proyek lebih cepat 50-60 menit! Bisa punya waktu menyelidiki masalah proyek tanpa terburu-buru, bisa memberi instruksi dan mengawasi dengan lebih jelas. Masalah atap bocor diatasi dengan penyusunan ulang barisan genteng dan karpet talang yang tersambung dengan spandek supaya lebih rapat dan level kemiringan lebih teratur. Sembari kembali, tukang harus waspada pijakan di genteng sekaligus mengganti genteng yang retak dan menyusunnya dengan kemiringan yang baik dan posisi yang rapat. Untuk rayap, beli anti-rayap cair di toko material dan alat semprotnya di alfa supermarket (indomaret nggak jual). Setelah  itu instruksinya ke tukang baru teruskan pekerjaan plester. Tetap sekalian pesan pasir dan semen sambil me-rekap pemakaian atas material tersebut.

Sinker si penghindar sempat bilang "jangan pesen lagi semen pasir, nanti yang di rumah marah". Demikian pula korban si budag "kapok saya bikin keputusan beli material/ semen kalau hasilnya hanya dituduh ngga beres, boros, borju, nilep.." Kabar baiknya - itu kan hanyalah perkataan antek-antek penyabot - yang saya lakukan adalah yang perlu dilakukan saat ini untuk perbaikan dan kemajuan proyek.