MONEY MANAGEMENT - Rahasia Para "Bandar"


MONEY MANAGEMENT

KRISIS MAKNA : DIRI SENDIRI
"Kata krisis, bila ditulis dalam bahasa Cina terdiri dari dua karakter - satu melambangkan bahaya, yang lain melambangkan kesempatan."
~ John F. Kennedy ~ 
 
Keyakinan punya banyak konsekuensi ke depan. Misalkan, keyakinan global kita tentang konsep kekurangan dan kelimpahan, konsep pasar saham (yang seringkali orang lupa bahwa yang tepat adalah pasar lelang saham) - bearish market atau bullish market - akan menentukan tingkat tekanan dan kemurahan hati akan waktu, uang, energy dan semangat kita. Namun yang lebih kuat dari itu semua adalah keyakinan inti yang menyaring semua persepsi. Keyakinan ini langsung terus mengendalikan keputusan hidup. Ini adalah keyakinan tentang identitas kita sendiri. Kita ini trader atau investor? Analis atau oportunis? Businessman atau player?

Apa identitas itu? Ini Cuma keyakinan yang digunakan untuk mendefinisikan individu, apa yang membuat unik - baik, buruk, atau biasa saja - dari individu lain. Rasa pasti tentang siapa diri kita, menciptakan batas. Kemampuan itu bersifat konstan, tapi seberapa banyak penggunaannya, tergantung pada identitas yang dimiliki.

Kita semua terus bertindak untuk mengetahui siapa diri ini sebenarnya, entah pandangan itu akurat atau tidak. Alasannya karena organism manusia yang paling kuat adalah kebutuhan konsistensi. Budaya hidup kita menghubungkan kesulitan dengan inkonsistensi, kesenangan dengan konsistensi. Coba pikirkan, bila seseorang mengatakan sesuatu tapi melakukan hal yang berbeda. Mengakui satu cara, namun bersikap lain? Kita menyebut orang tersebut plin-plan, tidak stabil, tidak bisa diandalkan, atau tidak bisa dipercaya. Maukah kita menjadi pribadi seperti itu? Tentu tidak! Maka bilamana kita berdiri di depan umum kemudian menyatakan keyakinan siapa diri ini dan apa tujuannya, berarti kita mengalami tekanan kuat untuk mempertahankan konsistensi, tanpa peduli akibatnya di masa depan.

Tentu ada penghargaan luar biasa bila tetap konsisten dengan identitas yang dinyatakan. Apa sebutan untuk seseorang yang konsisten? Kita menggunakan kata seperti cerdas, teguh, kuat, loyal, stabil, dapat dipercaya, professional, rasional, setia. Sukakah kita mendapat label ini? Bagaimana rasanya memikirkan diri seperti itu? Jelas orang akan menyukainya. Jadi kita perlu tetap konsisten untuk menjalani perubahan dari identitas diri masa-lalu (yang kurang baik atau kurang pas) menuju kepada identitas diri masa-kini terus ke masa-depan (yang terbaik dan pas) yang telah kita rancang dengan hati-hati, dan senantiasa mengenakannya.

Apakah identitas kita dibatasi oleh pengalaman pribadi? Tidak. Pengalaman hanya memberikan pengaruh. Yang membatasi adalah interpretasi kita atas pengalaman itu sendiri.

Lalu, apa hubungannya ini semua : keyakinan, krisis makna, identitas diri - dengan cara mendapatkan kesempatan untung di pasar saham? Siapakah kita sebenarnya? Tindakan dan hasil yang kita wujudkan dari pasar saham, merefleksikan identitas diri kita yang sebenarnya…….. 

Jadi siapakah diri kita:
1. Telur atau ayam ?
2. Pemikir (analis) atau pelaku (oportunis) ?
3. Penonton (monitoris) atau pelaku (trader / investor) ?
4. Pengambil rugi (cut-looser) atau pengambil untung (profit taker) ?
5. Penggerak pasar (market mover) atau pengikut pasar (market follower) ? *
* Selama ini terdapat miskonsepsi umum bahwa market-mover adalah penggerak pasar bermodal besar yang mampu menggerakkan arah pasar keatas atau ke bawah. Konsep tersebut mengabaikan atau mengganggap tidak ada dua situasi ini : 
Pertama, gerakan pasar stabil (sideways). 
Kedua, likuiditas rendah pada suatu saham (pasar) di rentang waktu tertentu.
6. Pengikut trend (trend follower) atau pelawan trend (contrarian) ?
7. Pengelola uang (money manager, money master) atau …….. penghambur uang (money waster)
8. Pengelola waktu (self-time management, melakukan hal-hal yang baik dan berguna MENURUT KITA) atau penghambur waktu (melakukan hal-hal yang sia-sia MENURUT KITA)

Untuk Poin no.1 sampai dengan no.6, tidak mudah bagi kita untuk mengidentifikasikan diri, hendak menjadi yang mana, atau lebih baik yang mana. Tapi mungkin anda mengatakan bahwa untuk poin no.4 pasti kita mau mengidentifikasikan diri sebagai seorang profit taker, bukan looser. Baiklah, tapi pikirkanlah dengan jujur: tidak ada seorang investor pun yang tidak pernah mengalami kerugian (menjadi pengambil rugi). Jadi ada saat-saat dimana kita 'perlu' menjadi seorang 'looser' di sementara waktu. Yang ingin saya sampaikan di sini adalah bahwa untuk poin 1 sampai dengan poin 6 itu kita tidak perlu memilih identifikasi mana (yang lebih baik) . Tidak penting.

Hal yang berbeda untuk poin no.7 dan no.8. Kita sepakat bahwa mengidentifikasikan diri sebagai pengelola keuangan dan waktu adalah yang tepat. Nah, kalau begitu, mengapa selama ini kita….
1. Masih memperdebatkan atas hal mana yang lebih dahulu antara telur atau ayam?
2. Memposisikan diri sebagai seorang analis lebih daripada seorang oportunis?
3. Merasa lebih baik menjadi trader/ investor , daripada monitor saja yang tidak menghasilkan apa-apa?
4. Takut cut loss, buru-buru take profit ?
5. Bukan / tidak pernah bisa menjadi market mover, hanya market follower ?
6. Bingung, lebih baik menjadi trend-follower atau contrarian ?

Sementara itu jarang sekali kita menyadari waktu yang kita habiskan untuk apa? Apakah modal capital yang kita gunakan hanya sebagai kolateral untuk kita dapat beraktivitas di pasar saham, atau memang kita mengelolanya? Antara ber-aktivitas di pasar saham (beli, tahan, jual) dengan mengelola aktivitas kita di pasar saham (mind & money management) seperti serupa, tapi berdampak yang sangat jauh berbeda. Memang tujuan semua pelaku pasar adalah sama yaitu mendapatkan profit. 

Namun money management memiliki keunggulan, yaitu:
1. Ada tujuan spesifik yang terukur dan tertulis.
2. Memberikan pedoman - standar operational procedure - dalam aktivitas di pasar.
Jadi siapapun kita - bila ingin terus sukses di pasar modal - tidak perlu berupaya menjadi ahli seperti analis, trader atau investor. Identitas yang benar-benar dibutuhkan hanya satu :

MONEY MANAGER

Beberapa keahlian yang ada dalam money management:
* Mind management : self-awareness, emotional intelligent
* Asset management : capital management, portfolio management
* Risk management : profit-loss probability
* Business management: keahlian membaca situasi pasar (operational analysis), business planner, decision maker, decision analysis, executing skill

Beberapa keahlian tambahan (optional) :
- Fundamental analysis : value investing
- Technical analysis : chartist, psychological
- Negotiation skills ( pandai bermain poker )
- Economist : macro economy, micro economy, sectoral
- Statistic expertise : probability theory
- Intuitive skills
Jadi money manager adalah trading planner & executor.


KRISIS MAKNA : PASAR SAHAM
"Kalau kita menganalisis system operasinya, maka bahasa yang tepat adalah stock-auction, bukan stock-market. Dengan memahami hal mendasar ini, akan mengubah cara pandang kita mengenali situasi pasar, yang pada akhirnya akan memberikan kita suatu keunggulan - bila kita menggunakannya. ~ Eko Taba ~

Cara pasar saham beroperasi:
- 'Pasar' saham adalah system lelang terbuka (open auction) ; padahal di pasar (toko , mall) harga kebanyakan fixed, atau nego.

- Pada 'pasar' saham, done transaction indicates buyer value = seller value. Pembeli relative sama banyaknya dengan penjual. Namun pembeli bisa berubah menjadi penjual, demikian juga sebaliknya penjual bisa tiba-tiba berubah menjadi pembeli.
Sedangkan di pasar: penjual datang untuk menjual dan pembeli datang untuk membeli. Atau sekedar melihat-lihat, cek barang dan harga (baru menjadi calon pembeli). 
 
- Di 'pasar' saham : lower price indicates seller power > buyer power
Higher price indicates buyer power > seller power

* 'Pasar' saham = POWER (Money action) mechanism
Instead of conceptual mechanism (value FA or trend TA)

Sehingga sebenarnya:
* Market = Auction (Lelang)
* Investor = Collector
* Trader = Opportunist (pengambil kesempatan), Speculator
* Fund manager = Big participant
* Herd (gerombolan, pelaku pasar) = Auction participants

Analogi "Saham" :
- Stock (saham) = livestock (ternak)
- Emiten = peternak
- Owner = pemilik peternakan
- Direksi = gembala

Market situation = Auction (place) situation
* Bull market = Premium auction, at Mall
* Bear market = Discounted auction, at the street


RAHASIA PARA BANDAR
Sebagai seorang money manager, mengerti akan paradigma cara operasi 'pasar' saham yang tepat tersebut, akan memberikan kita suatu keunggulan, bila kita menggunakannya. Kita harus cermat membaca situasi pasar, bukan melulu soal-soal teknis seperti TA atau FA. Untuk sukses di lelang terbuka, kita harus mampu sebisa mungkin mengenali para partisipan lelang lainnya, dalam hal:
- Strateginya, tujuannya
- Powernya (besar dana)
- Kelompok / koalisinya
- Time-project nya.
Ini adalah rahasia 'bandar' saham (smart money) bekerja !

Bandar saham atau money manager yang baik, memburu sukses operasional (yaitu mendapatkan profit), bukan memburu 'kebenaran' (analisis FA, TA atau opini kita menjadi kenyataan). Oleh sebab itu kita mempelajari apa yang saya sebut sebagai Operational Analysis

 
MONEY MANAGEMENT : TRADING PLAN
Inilah langkah pertama: membuat perencanaan, membuat tujuan keuangan! Ini adalah langkah yang menyederhanakan arti sukses, dengan kuantifikasi. Money management di pasar saham harus mencakup minimal :
  1. Alokasi dana: total alokasi dana saham = alokasi dana investasi + alokasi dana trading.
  2. Struktur permodalan: alokasi dana + fasilitas margin
  3. Struktur portfolio: alokasi investasi + alokasi trading
  4. Let profit run dengan trailing profit +X % (proteksi profit)
  5. Cut loss fast dengan stop-loss - Y %. X > 3Y.
Poin ke-6 : Jangka waktu (holding-period) perlu juga direncanakan, namun tidak terlalu mengikat (lebih fleksibel untuk diubah), mengingat konsep waktu adalah konsisten: bertambah maju. Sementara konsep harga saham tidak konsisten: bisa naik-turun.
Perlu diingat bahwa harga saham didasarkan atas uang (Rupiah), dan konsep uang adalah: terus bertumbuh, naik, bertambah banyak (Inflasi)! Maka memang benar bahwa
uang bekerja untuk anda” = uang “bekerja sendiri”. 
 
Jadi masalah sesungguhnya yang harus menjadi perhatian dari pengelolaan (management) kita adalah fluktuasi naik-turun harga saham + pemilihan saham yang tepat, sedemikian sehingga secara hipotetis statistic memiliki tingkat pengembalian yang tinggi di atas pertumbuhan uang (inflasi), bahkan seharusnya diatas pertumbuhan IHSG atau rata-rata tingkat pengembalian reksadana. Kalau tidak begitu, sebaiknya percayakan saja uang kita kepada para fund-manager (Bandar, smart money) yang kita percayai. Namun hal ini menimbulkan masalah lanjutan: apakah kita percaya bahwa fund-manager tsb mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik di masa depan?



KEAHLIAN DALAM MENJARING KEBERUNTUNGAN
Kalau memang kebenarannya bahwa pergerakan saham lebih susah diduga daripada yang kita prediksi, lalu bagaimana cara meraup keberuntungan di bursa saham? Gunakan selalu akal sehat : UNTUNG adalah bila 
 
UNTUNG > RUGI

Terpaksa saya mengutip kembali pernyataan kritis yang paling populer :
"It's not whether you're right or wrong that's important, but how much money do you make when you're right and how much you lose when you're wrong"
~George Soros~

Pertanyaan Kritis
+ Bagaimana supaya untung > rugi? Buatlah jaring keberuntungan :
MONEY MANAGEMENT 
 
+ Bagaimana membuat money management yang baik, menghasilkan?
* Gunakan rumus Untung > Rugi , sehingga…
Trailing profit % > stop loss %

+ Bagaimana men-desain besaran % profit atau loss?
* Kuantifikasi perasaan

+ Bagaimana meng-kuantifikasi / meng-kapitalisasi perasaan?
* Ini bersifat subyektif. Kita harus jujur dengan diri sendiri, tahu atas level keyakinan diri sendiri. Tidak perlu nyontek orang lain. Kisi-kisinya sih 3% profit untuk setiap 1% loss. Tapi kalau mau 3% profit untuk 2,5% loss ya ngga apa-apa (terlalu pesimis?). atau 5% profit untuk 1% loss (terlalu konfiden?). Yang penting %profit > %loss. Dan yang pasti tidak boleh 0% loss karena tidak mungkin. Superman saja bisa terluka

+ Mengapa kita sering merasa bahwa bila setelah cutloss (melakukan stop loss), seringkali saham tsb berbalik arah sehingga sebenarnya bisa memberikan keuntungan? Bagaimana menghindarkan hal tsb?
* Jangan menggunakan perasaan. Yang sebenarnya terjadi adalah kita sudah melakukan hal yang baik, disiplin trading. 
 
+ Atau sering juga setelah melakukan take profit 3% target, saham tsb ternyata masih bisa naik terus ?
* Perlu diingat bahwa batas atas adalah TRAILING profit 3% jadi tidak terlalu mengikat. Maka sebaiknya bila naik, biarkan dulu, istilahnya "let profit run…"

+ Bagaimana kita tahu ketika saham menyentuh target profit 3% lebih baik take profit atau let-profit-run (hold position)? Mana yang terbaik, lebih menguntungkan yang mana?
* Tidak ada yang tahu. Yang ada adalah saran terbaik: take profit dirty. Ambil untung atas sebagian saham tsb sebagai proteksi profit. Sebagiannya lagi biarkan mengambang (buat trailing profit yang baru). Dengan cara ini maka bila harga saham masih terus naik kita masih mendapatkan tambahan profit, sementara bila harga turun kita sudah memiliki 'bemper profit' dari sebagian yang telah dijual.

+ Bolehkah kita mengubah besaran % profit > % loss?
* Boleh. Asal bukan dengan alasan perasaan. Dan jangan terlalu sering. Alasan yang utama untuk mengubah besaran tsb adalah karena ada perubahan data: adanya katalis baru, yang belum terkandung didalam desain % profit > % loss awal.

+ Kita sudah mengubah besaran %profit > %loss, tapi mengapa tetap saja diakhir periode, kita mengalami kerugian? (total rugi > total untung)
* Cek data statistic, kemungkinannya karena:
- Kita tidak memperhitungkan % fee transaksi dalam komponen. Jadi yang awal kita 'kira' 3%profit > 1% loss, faktanya ya 3%profit > 2%loss (1% fee transaksi)
- Kita terlalu cepat menutup keuntungan. Ingat yang sebenarnya adalah:
( 3 + trailing )% Profit > (1+1)% Loss.
Ini 'gue banget dimasa lalu'… 3% adalah takaran minimal profit, jangan buru-buru ditutup. Cek statistic: seringnya profit bisa terus 5,7 bahkan 12% alias unlimited vs (1+1)% loss limited potential.
- Frekuensi trading. Akumulasi fee dari over-trading akan menggerus profit. Atau bisa juga karena frekuensi trading yang rendah (under-trading) sehingga probability profit > loss tidak terdistribusi.

+ Kita sudah cek data statistic: sudah menambahkan fee sebagai bagian dari loss, mendesain trailing profit (take profit dirty), frekuensi trading sesuai… namun diakhir periode, masih mengakumulasi kerugian?
* Kemungkinan besar kita:
- TIDAK DISIPLIN
- Periode akumulasi kurang panjang. Menghitung Total Profit/Loss jangan per-minggu apalagi per-hari. Idealnya minimal dihitung per-bulan. Lalu buat juga yang per-kuartal dan per-tahun, seperti laporan keuangan perusahaan pada umumnya. 

Selamat membuat dan menggunakan 'tools' seperti para 'bandar' bekerja.... :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar