Bagaimana Mengetahui Saham Apa yg akan Naik ?

One trillion dollar question... Saham apa yang akan segera naik? Naik tinggi dan kencang? Bagaimana mengetahui suatu saham akan segera naik harganya? Pengetahuan umum yang ada selama ini berusaha menjawab pertanyaan tersebut dengan dua pendekatan, yaitu:
1. Technical analysis
2. Fundamental analysis

Mitos #1  Kemampuan hebat Fundamental analysis menjadikan Warren Buffett kaya-raya / mampu memperkirakan suatu saham akan terbang tinggi harganya.

Tidak tepat, itu hanya di pikiran masyarakat umum sebagai hasil dari pemberitaan media. Faktanya Warren Buffett menjadi kaya-raya karena mampu melipatgandakan portfolionya dengan pertumbuhan rata-rata hanya 23% per-tahun selama lebih dari 50 tahun! Bila setahun ada 52 minggu, maka cukup dengan pertumbuhan portfolio kurang dari +0.5% per minggu.... anda bisa menjadi sekaya Warren Buffett !
Fakta #1 Kekayaan finansial dihasilkan dari system compounding-interest ! (keajaiban bunga- majemuk)

Mitos #2 Value investing akan melipatgandakan kekayaan secara pasti.
Tidak sepenuhnya benar. Kalau memang value-investing mampu memprediksi kenaikan harga saham secara eksak.... mengapa ada saham yang Price-Earning Ratio-nya tinggi ( dengan kata lain: valuasi saham sudah mahal, dimana harganya diatas nilai intrinsik) namun harga sahamnya masih terus melaju naik? Dan ada saham yang PE-Rationya rendah ( dengan kata lain: valuasi saham murah, dimana harga saham di bawah nilai intrinsik) tapi harganya nggak naik-naik?

*Catatan. Secara matematis umum, PE-Ratio dianggap rendah bila rasionya lebih rendah dibanding dengan deposito di bank. Sebaliknya PE-Ratio dianggap tinggi bila rasionya lebih tinggi dari bunga deposito. Bila misalnya bunga deposito 10% p.a. maka PE-Ratio deposito = 100/10 = 10 . Maka suatu saham dengan PE-Ratio di bawah 10 dianggap under-value secara umum. Namun tetap saja faktanya bahwa tidak ada satu saham-pun yang bila PE-rationya katakanlah 1 akan melaju menjadi 10, atau saham yang PER 30 lalu kemudian akan segera kembali  turun supaya mendekati PER 10x. Jadi tidak ada ekuilibrium, tidak ada kepastian... maka demikian juga dengan value-investing hanya berupa persepsi dinamis di pikiran masing-masing investor, bila tidak mau dianggap sekedar "mitos".
Fakta #2 Faktor inflasi (pertumbuhan uang lebih tinggi dibanding pertumbuhan barang/ jasa) menyebabkan harga produk - termasuk saham - secara umum dalam jangka panjang akan naik terus harganya.

Mitos #3 Semua informasi pasar sudah tercermin dalam Technical Analysis , dengan demikian analisis teknikal dapat mengetahui pergerakan harga saham di masa datang (dengan kata lain: bisa mengetahui bilamana saham akan segera terbang harganya)
Ini mental masyarakat umum yang cenderung mempelajari pola-pola di masa-lalu untuk memperkirakan kejadian-kejadian di masa-datang. Padahal belum tentu rutinitas di-masa-lalu akan menjadi rutinitas di-masa-depan. Contoh: bila setiap hari George mampir ke McD membeli burger di tengah perjalanan menuju kantornya, maka kemungkinan besar besok demikian juga. Faktanya besok kita tidak tahu apakah George tetap melakukan hal itu? Bisa saja  karena tiap hari George mengkonsumsi burger keju dan soda hingga kegemukan + stress pekerjaan.... besok ia mengalami stroke ringan? Dengan demikian dua hari berikutnya dan seterusnya George tidak lagi mampir ke McD... (mampirnya ke klub sehat :D )
Fakta #3 Kejadian (kebiasaan) di masa-lalu adalah fakta sejarah yang tersimpan di dalam memori pikiran. Kejadian (kebiasaan) di masa-depan adalah hasil dari keputusan (kejadian) di masa-kini yang bersifat dinamis (tidak pasti, fleksibel, dapat berubah-ubah tergantung situasi)

Perhatikan gambar analisa teknikal di-atas. Perhatikan baik-baik.... sekali lagi, perhatikan! Apakah garis merah itu akan terus ke arah atas? Sepertinya demikian, prediksi umum begitu. Namun faktanya kita tidak tahu! Rangkaian kejadian sangat bersifat fleksibel. Garis merah itu bisa terus naik, mendatar atau turun... tergantung keputusan dari pemilik tangan di gambar tsb, alias tergantung orang yang menggambarnya!

Kembali kepada "fakta pasar".... harga saham digerakkan oleh para pelaku-pasar, bukan FA atau TA.
Memang benar kalau para pelaku-pasar dipengaruhi oleh FA atau TA, itupun keputusan masing-masing,  apakah mau atau bahkan menerjunkan diri untuk menggumuli FA atau TA!
Fakta #Utama Harga saham digerakkan oleh money-flow alias the-power-of buyers VS  the-power-of-sellers.