Aku adalah GANTUNGAN BAJU

Aku adalah gantungan baju....
Tiada gunanya tanpa sesuatu yang kokoh dan solid yang bercokol di kepalaku

Aku tidak perlu berpenampilan menarik apalagi nyentrik
Yang penting kuat, pantas, rapih dan bersih

Aku adalah gantungan baju...
Orang-orang tidak memandangku
Perhatian mereka tertuju kepada apa yang tergantung di pundak dan tubuhku
Makin banyak "pakaian mewah dan indah" yang mereka punya
Makin bergantung mereka akan sungguh membutuhkan diriku

Aku dapat tampil seadanya tanpa perlu merasa malu menjaga kerupawanan sang pakaian
Aku tidak perlu berubah mode untuk menjaga orang-orang 'tak lari meninggalkanku

Aku adalah gantungan baju....
Selalu beruntung bilamana berbagai pakaian yang ada tergantung
Senantiasa bersyukur bilamana tiada satupun baju yang bergantung
karena dengan demikian tiada beban yang harus kutanggung

Aku adalah gantungan baju...
Baru berarti bila tergantung kepada sesuatu yang kokoh dan solid
Bisa berguna bila tergantung kepada sesuatu yang kokoh dan solid itu

Aku adalah gantungan baju...
Bagai sampah tiada guna bilamana tanpa kepala
Bak hiasan dalam lemari untuk berjaga-jaga
Tidak dipuja namun tetap dibutuhkan
Sebagai bagian dari pemeliharaan kebersihan dan kerapihan
Atas berbagai material dari yang sederhana sampai mewah
Dari apa yang menurut seseorang pantas untuk disimpan
Agar sesuatu itu tetap terjaga indah rupawan
Namun tidaklah penting bagi dunia
Untuk memberikan perhatian kepadaku

Aku adalah gantungan baju...
Aku selalu membutuhkan Sesuatu Yang Solid dan Kuat itu...
Aku harus menjaga kepalaku bergantung kepada-Nya
Agar 'ku dapat senantiasa berguna sebagaimana adanya.


[PQ 14] 27-Dec-2014

Day 12-16 PQ: MAKNA NATAL yang BENAR-BENAR BENAR

Banyak orang Kristen merayakan Natal - hari kelahiran Tuhan Yesus - tanpa tahu latar belakang dan arti yg sesungguhnya. Joy to the world.... adalah salah satu lagu terpopuler yang bergema di setiap pelosok dunia yang merayakan natal. Natal - diambil dari bahasa Portugis - artinya adalah "kelahiran". Ya, setiap kelahiran seorang bayi anak manusia pasti disambut dengan sukacita oleh orang tua dan handai taulan. Namun ada baiknya kita mengetahui latar belakang perayaan Natal ini...

Perspektif Sejarah
Sebenarnya tidak ada yang tahu persis tanggal kelahiran Yesus. Para ahli memperkirakan sekitar Maret-April tahun 4SM (sebelum masehi). Pada abad ke-IV masehi, emporium Romawi adalah negara adi-daya dunia dengan agama resminya adalah diberi nama Catholic (yang berarti 'umum'). Sedangkan bagi kalangan akar rumput / masyarakat, mereka menyebut diri dengan Christian - pengikut Christ ; Christo: Kristus. Sebelum agama Kristen menjadi agama resmi negara Romawi, tradisi budaya agama lama yaitu penyembahan dewa matahari, dilaksanakan  tanggal 25 Desember setiap tahun. Maka untuk menggantikan tradisi tersebut, setiap tanggal 25-Desember ditetapkan oleh pemerintah Romawi sebagai hari perayaan kelahiran Yesus.

Mengapa pada abad ke-IV itu agama Kristen bisa menjadi agama resmi Romawi? Sebab saat Kaisar Constantinus ingin pergi berperang, ia bermimpi diperintahkan oleh Tuhan untuk membawa panji-panji salib (lambang Kristen). Jadi ia menyuruh panglima dan tentaranya pergi berperang dengan membawa panji-panji Kristiani... dan kemudian memenangkan pertempuran dengan gilang-gemilang. Oleh sebab itu kaisar menetapkan agama Kristen menjadi agama resmi Romawi, sekaligus sebagai alasan politis, yaitu untuk mempersatukan kekaisaran dengan satu kepercayaan yang solid. Perlu diketahui bahwa saat itu budaya romawi yang lama banyak memiliki berbagai agama dengan bermacam-macam dewa sehingga berpotensi menimbulkan konflik antar kelompok. Agama Kristen memiliki keyakinan hanya satu dewa/ Tuhan dimana Yesus adalah Tuhan yang turun ke bumi dalam wujud fisik manusia. Ditambah dengan konfirmasi kemenangan perang "di bawah panji-panji salib Tuhan" membuat kaisar Constantinus semakin mantap untuk memutuskan agama Kristen sebagai agama resmi kekaisaran. Seiring dengan bertambah luasnya pengaruh Romawi atas dunia, maka semakin berkembang pula kekristenan ke seluruh penjuru dunia hingga kini.

Kemunduran dan kejatuhan kekaisaran Romawi sekitar abad ke-VI-VII tidak membuat serta-merta kekristenan ikut turun pamornya. Keyakinan masyarakat saat itu adalah kekristenan sebagai keyakinan bangsa yang beradab; diluar keyakinan itu adalah bangsa bar-bar, bangsa yang terbelakang, tidak bermoral, tidak beradab.

Kekristenan = peradaban.

Hingga kemudian perkembangan pesat keyakinan (agama) yang lebih baru yaitu Islam - yang juga dipeluk oleh bangsa yang beradab - menimbulkan konflik (perebutan kekuasaan atas nama keyakinan) wilayah dan mencapai puncaknya pada awal abad ke-X yaitu perang salib....

Perspektif Psikologi
Manusia adalah mahluk sosial. Bagian dari kawanan = bertahan hidup. Keluar kelompok = potensial "mati". Kita (pikiran, mind) manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan, masyarakat sekitar  LEBIH DARI APA YANG KITA KETAHUI. Sebagai manusia, waktu lahir kita adalah murni, fitri, suci; tidak memiliki keyakinan apapun. Kita diwariskan genetik DNA dari orang tua dan nenek moyang, sehingga ada keyakinan dan kebiasaan dasar kita awalnya mirip dengan keyakinan dan kebiasaan orang tua. Seiring pertumbuhan pendidikan dan pengaruh lingkungan - sosial yang tidak disadari lebih daripada yang kita ketahui, perayaan natal pun mau-tidak-mau suka-tidak-suka dipengaruhi oleh pendidikan dan lingkungan tersebut.

Contoh: waktu saya masih kecil hingga tingkat SMP, saya menganggap natal hanyalah hari libur biasa. Bagian dari long weekend di akhir tahun. "Selamat natal dan tahun baru" selalu digabung sebagai bagian libur panjang. Sebab orang tua tidak merayakan natal. Tradisi keluarga lebih heboh dalam menyambut Imlek, dimana orang tua membelikan baju baru, berbagai kue, menyiapkan ampauw, mengatur pertemuan keluarga, mewajibkan berdoa / sembahyang, mengunjungi tetua, dll.

Sewaktu SMA dan kuliah, makna natal berubah seiring pendidikan sekolah katolik/ kristen yang menumbuhkan keyakinan saya untuk memeluk agama katolik / kristen. Natal adalah hari kelahiran Yesus sebagai Juru Selamat Dunia : Joy to the world. Natal adalah kegembiraan sekaligus harapan - mengingat seminggu kemudian adalah tahun yang baru = perencanaan yang baru, resolusi baru. Natal adalah berbagi kegembiraan - berita gembira, kabar baik - kepada semua orang yang mau mendengarkan (Siapa sih yang tidak suka mendengar good news?). Natal adalah kelahiran yang tidak main-main - kelahiran utama: kelahiran Sang Juru Selamat dunia - bahkan orang Majus dari jauh pun menyambutnya dengan penuh sukacita dan upaya serta persembahan yang luar biasa. Apa salahnya kita (ikut-ikutan) sambut dengan baju yang baru dan persembahan/ sumbangan dana maupun materi apapun sebagai persembahan yang kudus dan (semoga) berkenan?

Sekarang, semakin bertambahnya umur, wawasan dan kebijaksanaan... natal adalah natal. Apa esensinya? 25-Desember adalah kesepakatan bersama masyarakat dunia yang telah berlangsung selama ribuan tahun, untuk memperingati hari kelahiran Yesus (yang kemungkinan besar sebenarnya jatuh pada bulan maret-april). Jadi tidaklah salah untuk memperingati hari lahir Yesus pada hari ini atau hari kapanpun kita mau. Tidak ada kewajiban untuk memperingatinya, bahkan sampai-sampai merayakannya secara besar-besaran dan gemerlap. Kalau mendalami ajaran-Nya, justru yang Ia perintahkan adalah peringatan Ekaristi - perjamuan terakhir - dengan simbolis pemecahan roti dan anggur yang tercurah....

Benar-Benar Benar
Bayangkan anda mengucapkan selamat ulang tahun kepada orang tua anda pada tanggal 25-desember, padahal hari lahir bapak anda itu jatuh pada tanggal 1-april. Kalau anda masih berumur 5-12 tahun, kemungkinan besar bapak anda itu ketawa-ketawa saja melihat tingkah laku anda yang masih "lucu dan polos". Coba kalau anda sekarang sudah dewasa... "Daddy, happy birthday.." apa kira-kira respon bapak anda tsb???
- Anak gue goblog banget atau
- Berhalusinasi
- aneh, lupa terus nggak sadar-sadar...

Kalau misalkan anda menyiapkan kado yang mahal dan pesta kejutan yang sangat meriah, di hari yang salah pula... apa kira-kira respon Bapak? Konyol.

Sekarang, andaikan anda adalah seorang bapak (orang tua), kira-kira apa yang anda harapkan atau inginkan dari anak anda yang memperingati / merayakan hari ulang tahun anda pada tanggal yang salah:
* Pasti - paling tidak - memberitahu tanggal nya salah; jadi tidak perlu memperingati apalagi merayakan
* Andai kebetulan anda lahir tanggal 25-desember... ada kesenangan bila anak-anak mengingat dan merayakannya. Namun tidak berarti menjadi murung bila anak-anak tidak mengingatnya! Tidak masalah buat anda bukan?

Pun kalau ada seorang anak anda merayakan dan memberikan kado mahal untuk anda, sementara anak yang lainnya malu tidak datang kepada anda karena miskin dan tidak sanggup memberikan apa-apa (selain ucapan yang tulus), apa yang akan anda perbuat? Kemungkinan besar anda akan mencari anak yang hilang tersebut untuk berbagi kebahagiaan dan tergerak untuk mendistribusikan kado-kado itu. Karena sejatinya anda tidak menginginkan benda-benda itu lagi. Yang lebih anda inginkan adalah kebahagiaan: berbagi kegembiraan atas semua anak-anak anda. SEMUA.

Nah, sekarang coba bayangkan kita sebagai anak-anak-Nya.... saling memberi ucapan salam "selamat memperingati natal (ulang tahun Bapak Yesus)" ; kira-kira apa yang Bapak kehendaki seungguhnya?
* Ucapan tulus goodnews
* Berbagi kegembiraan
* Kebersamaan sederhana, bukan pamer kemeriahan kelompok
* Kepedulian sesama, paling tidak mewartakan kabar baik itu.....

Salam suka-cita,

PQ 11: Karakter Impian = Kenyataan

Bukannya apa yang kita miliki yang penting. Juga bukan benda apapun yang kita impikan dan kita raih. Itu semua tidak memberikan kebahagiaan sejati. Bukan pula gelar pangkat kehormatan dari [sudut pandang] orang lain. Apa yang memberikan kebahagiaan dan kesuksesan sejati, kepuasan berkelanjutan adalah memiliki karakter impian yang menjadi kenyataan.

Ya, untuk meraih kebahagiaan adalah bukan karena benda-benda yang kita dapatkan. Juga bukan apa kata orang tentang diri saya. Kebahagiaan adalah permainan dalam [inside job]. Impian menjadi kenyataan. Kenyataan adalah impian. Dan itu semua selalu dimulai berasal dari dalam diri - mind - dalam pemikiran, perspektif yang benar. Menerima apapun yang ada sebagai bagian dari impian. Selanjutnya senantiasa mensyukuri apa yang ada, sehingga dengan demikian kita berupaya untuk mengadakan apa yang kita syukuri.

Hidup penuh dengan ketidakpastian... kata siapa? Hidup itu penuh dengan kepastian: di ujung jalannya kita semua manusia tanpa terkecuali PASTI MATI. Paling tidak - kematian tubuh jasmani. Jadi, bila sekarang kita menyadari belum di ujung itu... bersyukurlah masih bisa membaca, menulis, berpikir.... tidak lebih sulit daripada beraksi. Apapun aksi kita.... sungguh membahagiakan.... asalkan kita memiliki perspektif yang baik: menerima.

Jangan sekali-kali MEMBANDINGKAN. Ini adalah sumber ketidakbahagiaan terbesar. Membandingkan dengan orang lain, membandingkan dengan masa lalu.... membandingkan dengan masa depan / cita-cita / keinginan / harapan. Bukannya tidak boleh memiliki harapan/ tujuan yang tercapai. Boleh, asalkan kita tidak terikat dengan itu. Harapan hanyalah harapan, sebentuk ilusi (yang baik). Jadi harapan juga adalah bagian dari ilusi, bukan faktual. Kebahagiaan yang sejati adalah nyata, sekarang di sini: menerima. Terimalah semua yang ada, terus maju melangkah.... karena waktu selalu maju. Biarkan harapan  pudar dimana semakin terangnya jalan kekinian,  seiring berjalannya waktu.... harapan melebur dengan kenyataan.

Harapan adalah kenyataan.
Dengan demikian, tidak ada lagi keinginan.
Tidak ada keinginan, tidak ada perbandingan.
Tidak ada perbandingan... yang tersisa hanyalah kebahagiaan (sejati)

Day 6-9 PQ: Long Fresh Nice-Day

Setiap hari, setiap waktu, setiap menit bahkan setiap detik, kita selalu (dapat) membuat keputusan, atau sedang beraksi atas keputusan yang kita buat dalam pikiran. Senantiasa sadari pikiran - bahwa ada penyabot-penyabot yang senantiasa berkicau. Kenali dan tandai, maka kita bisa memilih untuk tidak membuat keputusan berdasarkan perkataan-perkataan mereka. Selama ini - empat puluh tahun lebih hidup - tanpa sadar dibayang-bayangi oleh kebiasaan membuat keputusan berdasarkan "perintah" hakim si kunyuk beserta para profesionalnya. Tidak lagi kali ini dan seterusnya..... positive intelligence sangat membantu pemahaman saya atas pola kerja pikiran dan ternyata sangat mudah di-aplikasi-kan, lebih dari yang saya bayangkan sebelumnya (Mungkin tepatnya dari yang sang hakim katakan kepada saya sebelumnya).

Dari rutinitas aktivitas sehari-hari tidak banyak tampak perubahan: Pada hari kerja, bangun lebih pagi, sarapan buah dan roti. Pergi ke kantor, terkadang mampir ke proyek pantau progres dan beri instruksi ke tukang. Bila tidak sempat, pantaunya sore sebelum pulang ke rumah. Jam istirahat siang, biasanya makan siang di kantor (bungkus beli). Jam pulang kantor langsung ke rumah; bila istri masak ya makan di rumah, bila ia sedang sibuk/ segan masak ya lalu jalan keluar/ makan di mall. Seminggu 3-5x ke mall adalah rutinitas :) . Kalau weekend hari sabtu biasa bangun lebih siang. Ke gereja hari minggu sore.

Yang berubah adalah yang tidak nampak: sudut pandang/ perspektif. Kini saya lebih memahami cara kerja otak dalam mengambil keputusan-keputusan untuk kemudian mengenali dan menandai "pikiran siapa" yang melandasi aksi. Bilamana pikiran penyabot yang bekerja... saya abaikan saja/ kurangi tingkat kebisingannya. Saya berupaya untuk tidak di-navigasi - secara tidak sadar tentunya - dengan kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk oleh pikiran para-penyabot. Contoh konkret: kalau dahulu bangun tidur pagi-pagi dan berangkat kerja lebih pagi karena pikiran penghindar si sinker (si penenggelam) yang takut atau menghindari jalan macet. Sekarang bangun tidur pagi-pagi dan berangkat kerja lebih pagi karena masih ada pikiran penghindar namun dengan intensitas yang lemah.... hindari jalan macet. Intensitas yang menguat adalah kebijaksanaan bangun pagi: berangkat lebih pagi, maka penggunaan waktu lebih efektif - tidak habis di perjalanan - kesenangan lebih panjang. Have a (long fresh) Nice day ! 



 

Day-4/5 PQ: Menerima >< Menyangkal/Menolak/Menyesal

Setelah mengenali lalu melemahkan penyabot kita sebagai strategi pertama, maka selanjutnya strategi kedua adalah MEMPERKUAT KEBIJAKSANAAN (Strenghten the Sage). Perspektif kebijaksanaan (Perspective of Sage) adalah MENERIMA alih-alih menyangkal, menolak, menyesal. Menerima bahwa ada begitu banyak penyabot dalam diri kita. Dengan menyadari hal ini, maka kita dapat memilih untuk meredam, melemahkan, bahkan mematikan penyabot untuk berkuasa. Biar mereka berucap kata dalam pikiran (mind) tetapi kita tidak menghiraukannya.

Empati

 



Day-3 PQ: Market Volatility as Character building Opportunity

Ada untungnya mendusin ingin buang air kecil jam 6.33 tanggung sekalin bangun pagi sebelum alarm berbunyi jam 6.45. Sambil sarapan buah, cek data EIDO (Futures IDX di bursa Amerika) -4.91%... apa alasan penurunan dibalik penurunan ini? Para "hakim" dan "hyper-rational" masyarakat seperti biasa selalu mencari penjelasan rasional, ilmiah, sebab - akibat. Demikian pula pagi ini data nilai tukar US dollar tembus Rp13000! Padahal 2 hari lalu masih sekitar Rp12200, kemaren Rp12500-an. Tidak ada berita signifikan, tidak ada kondisi makro-ekonomi dan pernyataan apapun yang signifikan dari para pejabat pemerintah RI. Tidak ada kejadian negatif (seperti ledakan bom atau gempa dll). Lalu mengapa rupiah melemah? Mengapa pasar saham melemah? Sebab-akibat... bias ilusi sebab akibat adalah ulah para hakim dan beberapa antek-anteknya seperti hyper-rational, yang bisa membangkitkan antek-antek lainnya berkuasa seperti hyper-waspada.

Volatilitas market adalah "dumbbell" untuk melatih otot PQ membentuk karakter semakin baik. Kemampuan untuk mengubah respon kemas menjadi kesan: kendala dan masalah menjadi kesempatan dan atau anugerah.


Day-2 PQ: Renovasi Rumah, Renovasi Karakter

Senin, 15-Desember
Atap masih bocor. Lantai triplek lantai atas - baru dipasang - mulai dimakan rayap. Masih perlu banyak semen dan pasir. Hakim si kunyuk iblis berkata jangan beli lagi semen dan pasir! Pemakaian semen boros sekali. Apa ditilep tukang? Genteng bocor ulah tukang?! Rayap... apa tukang yang taruh / ternak-kan rayapnya?

Syukurlah kini saya mengenali itu semua hanya perkataan si kunyuk beserta antek-anteknya. Saya cukup melakukan apa yang perlu dilakukan untuk pertumbuhan dan perbaikan.... Bangun lebih pagi, berangkat lebih pagi 10-15 menit, sampai di proyek lebih cepat 50-60 menit! Bisa punya waktu menyelidiki masalah proyek tanpa terburu-buru, bisa memberi instruksi dan mengawasi dengan lebih jelas. Masalah atap bocor diatasi dengan penyusunan ulang barisan genteng dan karpet talang yang tersambung dengan spandek supaya lebih rapat dan level kemiringan lebih teratur. Sembari kembali, tukang harus waspada pijakan di genteng sekaligus mengganti genteng yang retak dan menyusunnya dengan kemiringan yang baik dan posisi yang rapat. Untuk rayap, beli anti-rayap cair di toko material dan alat semprotnya di alfa supermarket (indomaret nggak jual). Setelah  itu instruksinya ke tukang baru teruskan pekerjaan plester. Tetap sekalian pesan pasir dan semen sambil me-rekap pemakaian atas material tersebut.

Sinker si penghindar sempat bilang "jangan pesen lagi semen pasir, nanti yang di rumah marah". Demikian pula korban si budag "kapok saya bikin keputusan beli material/ semen kalau hasilnya hanya dituduh ngga beres, boros, borju, nilep.." Kabar baiknya - itu kan hanyalah perkataan antek-antek penyabot - yang saya lakukan adalah yang perlu dilakukan saat ini untuk perbaikan dan kemajuan proyek.

[Hari ke-7 / Day-1] Positive Intelligence

Hari ke-6 sabtu 13-desember bangun siang! Seiring berjalannya waktu, saya memajukan diri untuk mengganti dan menambah / menambang komitmen (overlapping commitment) yaitu melatih otot PQ (Positive Intelligence) dimulai pada hari ke-7 komitmen bangun pagi yang jatuh pada hari minggu 14-desember sebagai Day-1 komitmen melatih 'otot' PQ.

Kita harus memeriksa pemikiran (Mind) yang men-sabotase diri kita. Ada sepuluh tipe penyabot. Penyabot nomor 1 sebagai sang pemimpin adalah sang HAKIM. Hakim ini memiliki sembilan kaki-tangan penyabot lainnya, dan beberapa penyabot itu cukup dominan menguasai pemikiran kita - biasanya tanpa kita sadari -  hasil dari gen warisan nenek-moyang sebagai alat untuk bertahan hidup, baik fisik maupun emosional.

Ada 3 dari sembilan kaki-tangan penyabot yang mendominasi pemikiran (dengan demikian mendominasi sikap dan tindakan saya) selama ini yaitu :
- Penghindar
- Hyper-rational
- Korban

Saya menandai hakim - sang pemimpin penyabot - sebagai si kunyuk iblis
Penghindar adalah sinker - si penenggelam
Hyper-rasional si dodol doktor doom
Korban ialah si budagh - si buta dari gua hantu.




Navigating 2015 [Hari ke-5]

Research analyst adalah orang yang bertugas untuk membuat analisis. Bagaimana prospek pasar saham Indonesia untuk tahun 2015 ? Silakan pm saya untuk mendapatkan ulasan lengkap prospek saham tahun 2015 oleh research analyst senior yang sudah berpengalaman dan dikenal luas oleh partisipan pasar modal indonesia.

Berbicara mengenai Navigating 2015.... bagaimana dengan navigasi pribadi kita masing-masing? Kebetulan saya sedang berupaya untuk meningkatkan kebiasaan-kebiasaan baik. Dimulai dari yang sederhana yaitu komitmen bangun pagi setiap hari paling lambat jam enam pagi. Hari ini baru menginjak hari ke-5 dimana entah kebetulan atau kebenaran bahwa semalam tanpa rencana ke suatu mall dalam rangka suatu urusan yang harus menunggu. Daripada menunggu diam saja, kami mendatangi toko buku besar yang ada di mall tsb. Saya membeli  buku "Positive Intelligence" dengan tekad bukan sekedar untuk mental activity alias dibaca saja tanpa diaplikasikan. Jadi ada baiknya saya ungkapkan di blog ini supaya bisa menjadi komitmen yang diketahui oleh umum. Kalau untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan baik dengan niat yang tulus tanpa ada kepentingan sampingan apapun, mengapa harus malu, takut dan gentar terhadap tatapan sudut-pandang orang lain?

Hari ke-4: Sesat Pikir Perencanaan (91)

Hari ke-empat komitmen untuk bangun paling lambat jam enam pagi, terlaksana. Bangunnya malah jam 5.40 sebelum alarm setel-an jam 5.45. Maunya sih rencana berangkat lebih pagi sekitar jam 6.30 dari biasanya yang jam 6.50. Namun ada saja beberapa kegiatan di luar rutin yang 'harus' dilakukan seperti membungkus paket, 'call nature' sebelum waktu biasanya dll sehingga tetap saja keluar unit jam 6.45. Keluar ke jalan raya seperti biasa jam 7 lewat. Macet jalan raya berbeda tempat, sehingga pilihan jalan sedikit berbeda, namun  tetap saja waktu yang dihabiskan untuk perjalanan dari tempat tinggal ke tempat kerja sekitar 1 1/2 jam. Kalau sedang ada situasi tertentu malah bisa sampai 2 jam, bilamana sedang 'beruntung' paling cepat tetap saja tidak kurang dari 1 jam perjalanan.

Saya jadi teringat fallacy (sesat pikir) nomer 91 yaitu mengenai perencanaan. Rencana selalu berhubungan dengan masa-depan. Kita tahu bahwa masa-depan selalu penuh ketidakpastian. Apalagi bila rencana terlalu detail, maka detail perubahan situasi pun bisa berbeda dari perkiraan, meskipun rencana itu adalah rencana sepele dan berjangka-pendek seperti perencanaan untuk perjalanan dari tempat-tinggal menuju tempat kerja seperti yang telah saya ceritakan.

Bayangkan apabila merencanakan sesuatu yang berdurasi panjang dengan detail yang banyak dan berhubungan dengan begitu banyak pihak, seperti rencana renovasi rumah tinggal yang sudah tua....
1. Atap genteng plentong rangka kayu yang sebagian sudah dimakan rayap dan bocor, bisa bocor karena kedudukan atap yang mulai miring (karena reng-nya lapuk dimakan rayap), bisa juga karena gentengnya sudah retak atau bocor rambut.
2. Talang seng ada yang retak sehingga menyebabkan kebocoran
3. Tidak ada gambar struktur bangunan awal
4. Rumah sudah beberapa kali renovasi kecil, tanpa standar ukuran (tanpa sikuan, level dan bentangan yang terencana)
5. Dinding tembok dari kapur, bukan semen. Sebagian sudah meluruh di sana-sini.
6. Kusen dan pintu banyak yang sudah dimakan rayap, padahal rencananya sebagian mau dipakai lagi
7. Sebagian atap dan plafon dari asbes yang rencananya mau dibongkar dan dibuang semua (baru tanpa asbes)
8. Instalasi listrik yang kacau-balau dan sudah ada yang kortslet di sana-sini.
9. Mesin pompa air yang terletak lebih rendah dari level lantai rumah, rawan banjir, kortslet.
10. Lokasi rumah di jalan yang sempit dan buntu, hanya muat satu mobil
11. Posisi rumah berdempetan dengan tetangga sekeliling berdesak-desakan
12. Rumah bukan milik sendiri ; ada kepentingan / keinginan pemilik rumah yang berbeda sudut pandang
13. Kabel listrik dan telepon yang malang-melintang diatas atap sehingga berurusan dengan kepentingan tetangga
14. Rumah penuh sesak dengan barang-barang tua seperti berbagai meja tulis, meja rias, meja makan beserta kursi-kursinya, meja pajangan, lemari baju, lemari pajangan, lemari makan, lemari barang, berbagai tempat tidur beserta spring-bed nya. Belum lagi alat-alat elektronik seperti dua tv besar, kulkas. Tak terhitung elektronik kecil seperti blender, juicer, printer/scanner, jepit rambut, rice cooker, dvd player, modem tv kabel. Berbagai pajangan 'dibuang sayang' seperti lukisan, patung-patung kecil, pernak-pernik, suvenir, lampu-lampu kecil, dll. Juga banyak simpanan baju-baju lama dsb. Masalahnya sebagian besar barang-barang tersebut tetap di simpan di dalam rumah dan rawan mengalami kerusakan atau hilang, ketika renovasi. Sebagian barang disimpan di dalam kamar paviliun, terutama barang-barang elektronik besar, spring bed dan barang-barang pribadi semisal sebagian pakaian, sepatu, peralatan tulis, alat masak, keramik, pajangan yang cukup berharga dll.
15. Bongkar - pasang material lama yang rawan menjadi rusak ketika dibongkar seperti kusen pintu, kusen jendela, atap genteng, wastafel, kran air, fitting lampu, saklar dan stop kontak.
16. Tanpa gambar rencana yang pasti, dengan perubahan rencana ruangan di sana-sini
17. Tanpa rencana pengadaan material - struktur maupun finishing - membeli ketika 'saatnya diperlukan'
18. Rencana pemakaian beberapa material lama seperti pintu, wastafel, jendela yang saat dibongkar baru ketahuan atau menjadi rusak / tidak bisa dipakai atau tidak sesuai.
19. Tanpa bantuan pengawas yang ahli !
20. Tanpa kontraktor.....

Under estimate.
* Baik dari jangka waktu proyek. Rencana awal 2-3 bulan.
* Biaya proyek.
* Pemakaian material lama. Rencana awal genteng lama dan pintu-jendela yang lama

* Jenis pekerjaan renovasi.
Rencana awal 'hanya' bongkar atap rangka kayu ganti atap rangka baja-ringan, perbaikan dinding, renovasi  wc/ kamar mandi. Pada prosesnya, 'terpaksa'
- ganti atap sebagian dengan spandek (yang lama genteng plentong)
- bongkar ruang kamar untuk kamar mandi tambahan di samping kamar mandi lama yg direnovasi
- ganti semua plafon dengan plafon tripleks
- ganti atap lantai dua karena dari asbes dan bocor pula
- ganti lantai kayu/ triplek lantai dua karena sudah rusak
- buat gudang baru
- harus ada penutup tambahan dari gap antara dinding pagar samping dengan talang air setinggi 1,2  x 15 m
- dll yang masih dalam tahap penyelesaian

MARAH : Ilusi tidak terpenuhinya perencanaan / harapan

Mengapa banyak orang - termasuk saya - seringkali merasa kesal / marah bilamana sesuatu yang tidak diharapkan terjadi?   Diluar rencana... tentu tidak diharapkan. Jadi bilamana banyak rencana... banyak potensi tidak sesuai harapan... banyak potensi untuk marah-marah atau kesal :))

[Hari ke-3] Ilusi Sebab-Akibat: Bias Cerita (13) vs Sebab-Akibat yg Salah (37)

Bangun jam enam pagi karena bunyi alarm jam 06:00. Pikiran bawah sadar atau setengah sadar bereaksi bangun.... sehubungan komitmen (Sebab komitmen bangun jam enam pagi, akibatnya begitu alarm berbunyi - meskipun masih terlelap - tetap bangun). Sebab-akibat tersebut 'mengalahkan' potensi sebab-akibat lainnya, seperti: Sebab kondisi kurang fit - sakit tenggorokan - dan kelelahan; akibatnya tidur pulas sehingga terbangun ketika alarm berbunyi namun segera dimatikan dan memilih untuk tidur kembali. Tadi rasanya ingin sekali demikian, namun "apa-daya" atau tepatnya "daya komitmen bangun jam enam pagi" lebih mencengkeram untuk ditindaklanjuti..!

Clear thinking: hubungan sebab-akibat adalah upaya produktivitas otak kita untuk mencari pola keselarasan, koneksi dan keteraturan sehingga dapat membentuk cerita yang dapat diikuti dan dimengerti dengan mudah. Kita dapat membuat cerita sebab-akibat apapun yang kita inginkan, tanpa perlu persetujuan orang lain. Demikian juga orang lain dapat membuat alasan sebab-akibat menurut versi mereka sendiri!

Contoh faktual: sekarang saya sedang mengalami radang tenggorokan atau sariawan (di sisi kiri belakang hulu lidah), kadang tenggorokan terasa gatal yang berpotensi batuk. Apakah penyebabnya? Harusnya banyak faktor, akumulasi dari kejadian beberapa hari yang lalu seperti:
Kurang asupan vitamin C atau makanan yg mengandung basa?
Kelelahan akibat mobilitas tinggi di jalanan yang macet?
Banyak pikiran/ stress renovasi, pekerjaan?
Tertular virus radang tenggorokan?
Terkena hukum karma ?
Karena makan dua scoop ice-cream di Ikea pada hari Kamis lalu?
Akibat cuti 5-hari kerja sehingga bangun siang... perut kosong/ terlambat makan/ terlambat asupan nutrisi yg dibutuhkan ? (Vitamin C tidak bisa disimpan, harus reguler di-asup, kalau berlebih pun bisa terbuang)
Kehujanan sebentar kemaren siang dalam perjalanan kaki dari  JNE kembali ke kantor?

Hmmm.... akibat semua akumulasi penyebab-penyebab di atas? Itu kesimpulan klasik.
Bagaimana dengan penyebab tunggal (mengapa saya radang tenggorokan) :

Karena saya tanpa sengaja - entah dari siapa - tertular virus radang tenggorokan dari orang lain.

Ini adalah penyebab tunggal extroblame: kesalahan karena orang lain/ situasi di luar sana.

Atau....

Karena sistem kekebalan tubuh saya sedang drop...
Ini adalah penyebab tunggal introblame: kesalahan karena diri saya sendiri

Kesimpulan:
Secara faktual dan obyektif, tidak mungkin ada penyebab tunggal atas suatu peristiwa, meskipun penyebab-penyebab itu sudah disederhanakan.... tetap saja faktor penyebabnya minimal karena dua hal; yaitu pertama diri sendiri, dan kedua situasi/ lingkungan/ orang lain. Ini masuk akal karena keberadaan kita selalu ber-INTER-AKSI dengan lingkungan masyarakat.

Kita dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat otoritas lebih daripada yang kita bayangkan !

[Hari ke-2] Thinking: Get-up Fast but Slow driving

Hari kedua komitmen bangun jam enam pagi masih terlaksana. Turun dari unit jam 7 kurang, bermobil saat jam sibuk di Jakarta, kilometer menunjukkan jarak 3.3 km dan jam 8:00. Kecepatan rata-rata 3 km/ jam! Beruntungnya setelah belok prapatan tembus ke rumah, bisa tiba di proyek jam 8:15. Hanya 5-10 menit koordinasi dengan tukang untuk kelanjutan pekerjaan renovasi... jam 8:55 tiba di kantor dengan jarak tempuh sekitar 10 km. Jadi kecepatan rata-rata 5km/jam! Think : apakah ada artinya bahwa kecepatan rata-rata bermobil di Jakarta saat jam sibuk adalah 3-5 km/jam? Itu hanya berarti "lambat sekali" atau "macet", lalu apa gunanya? Statistik diciptakan hanya untuk mendata dan mengukur. Saya kira dari semua kita tidak peduli atau tidak perlu tahu kecepatan rata-rata saat macet itu 3 atau 5 atau 8 km/jam. Yang lebih penting adalah "borongan waktu" yaitu perkiraan waktu tempuh dari tempat tinggal menuju tempat kerja. Jadi tidak ada yang namanya kecepatan macet rata-rata. Merujuk kepada buku "The Art of Thinking Clearly" karya Rolf Dobelli, ini seperti contoh lain dari sesat pikir (fallacy) nomer 55: Masalah Rata-Rata.

[Hari Pertama] Clear Thinking... call me SeBa$TIAn


Hari ini - Senin 8 Desember 2014 - saya berkomitmen untuk menjadi hari pertama bangun paling lambat jam ENAM pagi, selama 21 hari berturut-turut secara konsisten. Selama duapuluh hari ke depan saya harus melaporkan perkembangan ini. Bilamana ada satu hari terlewat bangun lebih dari jam enam pagi, maka HARUS diulang kembali minimal 21 hari (3 minggu) bangun paling lambat jam enam pagi! Ini untuk membentuk kebiasaan baik - good habit - sekaligus achievement mentality dan berbagai keuntungan lainnya, seperti: waktu beraktivitas menjadi lebih panjang, pola hidup menjadi lebih sehat, disiplin diri, dll. So know you can call me SeBa$TIAn.... Sehat Bahagia $elalu as Trader Investor Analyst . Lalu apa korelasinya dengan 'The Art of Thinking Clearly'...? Ternyata berpikir jernih itu ada "seni-nya". Otak itu memiliki fungsi otomatis untuk memproduksi pikiran - bukan untuk mencari kebenaran. Juga (pikiran) kita DIPENGARUHI OLEH SITUASI & LINGKUNGAN LEBIH DARIPADA APA YANG KITA PERKIRAKAN. Jadi jujur saja kalau (pikiran) kita dipengaruhi lebih daripada apa yang dapat kita pikirkan SEKARANG jam 13.45... mau tidak mau kita harus lebih waspada dalam proses berpikir di masa depan yang telah menjadi SEKARANG jam 13.47. Berpikir jernih bahwa sebastian bukan nama saya, juga tidak ada seorangpun yang mengharuskan saya bangun jam enam pagi........ bahwa saya dapat menjadi tuan atas pikiran saya sendiri (serta sikap dan tindakan-tindakan saya).... namun tidak seorangpun yang bisa memperbudak pikiran orang lain tanpa seijin ybs. Selalu hati-hati atas pengaruh opini keyakinan pemaksaan kehendak otoritas/ orang lain - terutama yang sistematis sehingga tidak disadari.
  
Lalu dimana sebenarnya letak hubungan antara berpikir jernih dengan komitmen saya bangun jam enam pagi? Now please you call me Sebastian..!

I like Sebastian.... I'm very very like Sebastian. He is like George (Soros) in the business blended with (like) Peter in the personality.

I like you, my blog-reader. Pembaca, mungkin anda terkejut, tapi saya mengetahui kepribadian anda. Berikut ini adalah kesimpulan siapa diri anda..........

"Anda cenderung kritis terhadap diri sendiri. Anda memiliki banyak sekali kapasitas yang belum anda gunakan dengan maksimal. Walau anda memiliki beberapa kelemahan kepribadian, namun secara umum anda mampu untuk mengatasinya. Anda memiliki kebutuhan agar orang-orang menyukai dan mengagumi anda. Anda terlihat disiplin dan mengendalikan diri dari luar, tapi cenderung merasa khawatir dan tidak aman di dalam. Ada saatnya anda memiliki keraguan serius apakah anda telah membuat keputusan yang benar atau melakukan hal yang benar. Anda lebih memilih sejumlah perubahan dan variasi, dan menjadi tidak puas ketika dikepung oleh sejumlah larangan dan keterbatasan. Anda bangga kepada diri sendiri sebagai seorang pemikir yang mandiri dan tidak menerima pernyataan orang lain tanpa didukung oleh bukti yang memuaskan. Anda merasa tidak bijaksana untuk secara jujur membuka diri anda kepada orang lain. Ada waktunya anda extrovert, ramah dan mudah bergaul, sementara pada saat yang lain anda introvert, waspada dan pendiam. Beberapa cita-cita anda cenderung tidak realistis. Keamanan dan ketenangan adalah salah satu tujuan utama anda di dalam hidup."

Apakah anda mengenali diri anda sendiri? Dalam skala 1 (buruk) sampai 5 (baik sekali), bagaimana analisis saya tsb diatas?