Rahasia Sukses George Soros: Esensi Alchemy of Finance

* Bagaimana sukses keuangan & kegagalan prediksi dapat dirujukkan?
 

Alchemy: berusaha menciptakan keadaan yang diinginkan. Sasaran utama alchemy: sukses operasional. Dalam pasar finansial, sukses operasional yaitu consistently exponential profit.
Sukses keuangan bergantung pada kemampuan untuk mengantisipasi harapan yang ada & bukan perkembangan dunia nyata.

* Prediksi... Hanya merupakan kerangka pikir untuk memahami rangkaian kejadian, saat itu tergelar. Diuji di lapangan (market): yang lulus dikukuhkan, yang gagal dibuang. Lakukan secara sadar. Kriteria: sukses operasional.

Secara sadar rumuskan hipotesis, maka kita dapat secara konsisten mengungguli rata-rata pasar, asalkan prediksi spesifik kita tidak menyimpang terlalu jauh. Perlakukan pasar sebagai mekanisme untuk menguji hipotesis, merupakan hipotesis yang efektif. Ini memberikan hasil yang lebih baik daripada sekedar langkah-acak (random walk).

* Kriteria yang dapat kita gunakan untuk mengidentifikasi kesalahan kita:  perilaku pasar. Proses pengambilan-keputusan kita dipengaruhi oleh tindakan pasar. Pasar menyediakan kriteria untuk menilai keputusan investasi.

* Bertaruh menentang harapan yang umum berlaku (trend), jauh dari aman. Jadilah Anti-contrarian yang teguh!

* Bila rangkaian kejadian dipengaruhi oleh bias pelaku, kejadian-kejadian di masa depan terbuka untuk dimanipulasi oleh pengamat. Para pelaku mungkin lebih tertarik untuk mengubah rangkaian kejadian, ketimbang memahaminya.

* Memperdebatkan motivasi akan sama sekali tidak bermanfaat. Setiap kontribusi haruslah dipertimbangkan berdasarkan kegunaannya & bukan berdasarkan niatnya. Masalahnya bukan menyangkut motivasi, melainkan menyangkut efek operasional.

* Pasar telah selalu membantu menjaga kesadaran kita akan realitas. Realtime experiment mengembalikan aktivitas investasi & kemampuan kita mengekspresikan diri sendiri.

* Dalam peradaban kita, nilai laba (profit) dilebih-lebihkan &  begitu juga nilai obyektivitas. Harga pasar merupakan kriteria efektivitas, tapi bukan kriteria kebenaran.

Paradoks Reformasi Sistemik
Hidup (fisik) itu sementara; hanya kematian yang permanen.
Solusi temporer jauh lebih baik daripada tidak ada solusi sama sekali. Yang permanen & sempurna adalah kematian. Ide tentang kematian hanyalah satu gagasan, dan kaitan antara fakta & gagasan tidaklah sempurna. Fakta yang jelas & ada sekarang adalah bahwa kita hidup.

Thinking: FAST & S L O W . . .

Be careful: Hindsight mind bias

"We are what we repeatedly do. Excellence, then, is not an act, but a habit." 
~Aristotle~

We stopped checking under our bed for monsters when we realized they were inside us...
The final weapon is the brain. All else is supplemental.
Sometimes there's justice and sometimes there's just us.

"Bukanlah kejadian-kejadian, tetapi opini kita tentang hal itulah, yang menyebabkan kita menderita" -Dr.Albert Ellis-

RISIKO
* "Risiko" tidak ada "di luar sana", terbebas dari akal budi & budaya kita, menunggu diukur. Manusia telah menciptakan konsep "risiko" utk membantu mengerti & menghadapi bahaya & ketidakpastian dlm kehidupan. Walau segala bahaya itu nyata, tdk ada "risiko riil" atau "risiko objektif". -Paul Slovic-

* Definisi risiko adalah penggunaan kekuasaan.
* Rasional atau tidak, rasa takut itu menyakitkan & melumpuhkan.

PREDIKSI VIA KETERWAKILAN
* Pertanyaan tentang probabilitas itu sukar & pertanyaan mengenai kemiripan itu lebih mudah & yang mudahlah yang dijawab. Itu kesalahan serius, karena penilaian kemiripan & probabilitas tidak diatur oleh logika yg sama.
 
* Informasi yang tidak berharga seharusnya diperlakukan = ketiadaan informasi.

* Saat ragu mengenai mutu bukti: biarkan pertimbangan probabilitas, dekat dengan nilai dasar.
* Agar berguna, kepercayaan Anda harus dibatasi logika probabilitas.
* Kunci penting untuk penalaran yang disiplin: 
1.Jangkarkan pertimbangan probabilitas, ke nilai dasar yang masuk akal.
2.Pertanyakan diagnosis bukti.

LEBAY: ILUSI PEMAHAMAN 

* Tes pamungkas atas penjelasan peristiwa: apakah penjelasan itu membuat peristiwanya bisa diprediksi sebelumnya?
* Agar dapat berpikir jernih tentang masa depan, kita perlu membersihkan bahasa yang kita gunakan untuk memberi label kepada kepercayaan kita pada masa lalu (seperti: tahu, intuisi, firasat)

* Bagaimana perasaan saya... Menjadi jawaban untuk pertanyaan yang jauh lebih sukar :apa yang saya pikirkan mengenai hal ini?

* Perkiraan mengenai penyebab... Dilencengkan liputan media. Dunia di dalam kepala kita bukanlah replika persis realitas. Harapan kita atas frekuensi peristiwa, terdistorsi kelimpahan & kekuatan emosional pesan-pesan yang kita terima.
* Penilaian diri di-dominasi oleh kemudahan contoh yang muncul dalam benak. Pengalaman pencarian contoh yang lancar mengalahkan jumlah contoh.

* Pemikiran & perilaku kita dipengaruhi - lebih banyak daripada yang kita tahu atau inginkan - oleh situasi & lingkungan.
* Sugesti adalah salah satu efek penyiapan, yang secara selektif memanggil bukti yang cocok.

* Suasana hati terkini, berpengaruh sangat besar ketika orang meng-evaluasi kebahagiaan.
* Kognisi itu berwujud; Anda berpikir dengan tubuh Anda, tidak hanya otak.
 
* Keyakinan adalah suatu perasaan, yang mencerminkan koherensi informasi & kemudahan kognitif mengolah informasi itu.
* Dunia ini lebih tidak bisa dimengerti daripada yang (kita) pikir. Koherensinya sebagian besar datang dari cara kerja akal budi (masing-masing individu).
* Keakraban tidak mudah dibedakan dari kebenaran.
* Kesukaan kita terhadap pemikiran sebab-akibat mendatangkan kesalahan-kesalahan serius dalam meng-evaluasi keacakan peristiwa-peristiwa yang murni acak.

BlackSwan 

* Jika anda masih hidup sampai esok hari, itu mengandung arti bahwa: 
(a)Anda akan hidup lebih lama, atau 
(b)Anda lebih dekat ke tanggal kematian.
Ke-2 kesimpulan tsb didasari dari data yang sama!

* Narrative fallacy: kecenderungan kita membuat tafsiran berlebihan & preferensi kita untuk membuat cerita yang ringkas tapi padat, ketimbang menyajikan kebenaran yang seadanya.

* Yang penting bukan apa yang anda katakan kepada  seseorang, melainkan bagamana anda mengatakannya :Framing

MasterKey
* Sikap pikiran kita terhadap kehidupan akan menentukan pengalaman hidup yang akan kita alami.

Prediction: Market Behavior vs Ourselves Behavior

Saya kira setiap penulis memiliki satu harapan bahwa karyanya bisa memberi manfaat kepada pembaca. Keadaan yang saya pikirkan adalah: ketika tengah bekerja, kita sering kali menerima sms dan panggilan telepon dari tele-marketing yg menawarkan produk-produk finansial seperti angsuran kredit tanpa jaminan, asuransi dan peluang di pasar future atau forex.

Kebetulan duakali*  pekerjaan saya adalah sebagai pialang saham (sejujurnya saya tidak menyukai kata pialang, apalagi broker. Saya lebih memilih istilah "mas" : singkatan dari market associate & supporter) yang sebagian pekerjaannya  adalah up-date berita & analisa saham/ pasar.

Ketika client (atau anda) bertanya saham apa yang prospek atau bagaimana prospek suatu saham, atau bagaimana tren pasar, biasanya saya menjawab (saya yakin demikian juga rekan-rekan  pialang yang lain, juga analis dan para 'pakar') dengan up-date berita, rumor, plus tambahan argumentasi dengan memaparkan analisa teknis (TA) maupun fundamental (FA). Pemaparan dengan  menggunakan 'analisa' terkesan meyakinkan, canggih, pakar, "expert", sound rational & reasonable, sebab-akibat yang selalu dapat dibuktikan... setelah kejadian!

SETELAH TERJADI itu SELALU TEPAT
Ya. Misalnya anda penasaran dg saham A, sekarang tanggal 10/10 harganya Rp1000, & bertanya kepada 'pakar' bagaimana prospeknya. Kemungkinan pakar tsb akan menjelaskan dengan cara:
# memberi informasi dari berita2  ttg perusahaan tsb, 

#lengkap dengan paparan analisa:
.)TA Teknikal 

misalnya: pola up-trend; target atau resistance-nya  rp1200, support rp950,
.)FA fundamental 

misalnya: masih under-value sebab  valuasi wajar rp1500

Jadi rekomendasi pakar sekarang: Buy (Rp1000) dengan target trader sell Rp1200, target investor hold (SEBAB fair-value nya Rp1500)

Andai bulan depannya yaitu tgl 11/11 saham A ternyata rp900, maka pakar selalu tepat setelah terjadi, sebab:
# trader harusnya sudah memotong kerugian (cut-loss) pada titik support rp950.
# investor harusnya tetap hold dan tenang, karena "fair-value"nya rp1500!

Saya tidak perlu jelaskan bilamana harga saham A tgl 11/11 misalnya rp1100, karena dengan demikian opini pakar tsb secara faktual ke "arah yg benar" (SEBAB target rp1200 utk trader, rp1500 utk investor).

Bagaimana kalau berikutnya tgl 12/12, harga saham A rp700? Pakar selalu benar (saat terjadi):
# trader harusnya menghindari saham ini, karena secara grafis TA-nya down-trend. Ingat stop-loss rp950.
# investor perlu meng-evaluasi lagi posisinya, SEBAB ada berita-data terbaru emiten tsb yg bakal mengubah valuasi-nya sehingga FA yg lalu menjadi tidak valid lagi. Taksiran sekarang valuasi wajar menjadi rp1000.

Bagaimana & mengapa sering terjadi - andai anda investor - cenderung hold-saham A (SEBAB harga beli awal rp1000 masih = valuasi revisi tsb). Atau yg lebih absurd adalah melakukan average-down (SEBAB rp700 itu menjadi lebih under-value) ?

SEBAB - AKIBAT
 

Blog tulisan ini adalah bentuk 'greget' saya saat ini, akan kesalahan-kesalahan mendasar atas pola pikir para pelaku pasar (termasuk diri saya sebagai seorang "mas"), dalam memandang dan memprediksi dinamika dan volatilitas di bursa. Pikiran kita - sepertinya tanpa sadar - telah dibentuk, atau diarahkan, oleh pendapat para pakar analisis investasi (TA dan FA) dan pengetahuan akademik para ekonom canggih yang mendasari analisis tersebut. Pada kenyataannya (anda bisa lakukan uji statistik, kalau mau) prediksi, pendapat atau analisis para pakar tsb seringkali tidak benar

Anda, saya dan para pakar saham sebetulnya sama-sama TIDAK  TAHU apa yg akan terjadi hari  esok; namun para pakar memiliki cara yg canggih utk menjelaskan, mereka punya "CERITA SEBAB-AKIBAT yg lebih baik dan terasa masuk-akal" daripada kebanyakan orang awam! Keberhasilannya dalam prediksi tidak lebih dari kebetulan (expert's luck) yang  seringkali diberitakan & disebar-luaskan sehingga seolah-olah menegaskan kecakapannya dalam prediksi; namun kegagalannya tidak lebih dari kesalahan pasar, atau seringkali terlupakan & tidak diberitakan, atau dipatahkan dengan argumentasi sebab-akibat terbaru!

POSISI POSISI POSISI
Kalau bisnis properti mengenal jargon "lokasi-lokasi-lokasi" maka bisnis finansial (seperti pasar saham) adalah pas  dengan jargon "posisi-posisi-posisi". Posisi buy antisipasi saham naik (saat sideways). Posisi hold ketika saham trend naik. Posisi sell ketika (trend) saham turun.

Pemahaman dan pengetahuan yang saya paparkan di sini, tidak  dimaksudkan sebagai pengganti analisa teknikal, analisa fundamental maupun analisis psikologis & intuitif, karena tugas tsb sudah dilakukan oleh para pakar dan diri anda sendiri. Tujuan utama saya disini adalah menyajikan pandangan dari atas (helicopter-view) cara kerja pikiran dalam membuat prediksi + keputusan, dan pandangan dari dalam (insight-view)  mengenai cara kerja pasar modal (yang secara khusus, contoh pemaparannya adalah pasar saham Indonesia - Bursa Efek Indonesia) sehingga meningkatkan kualitas keputusan dalam bertransaksi  (buy-hold-sell) bagi semua pelaku pasar.

Dengan kata lain secara singkat: tujuannya adalah U3
Untung-untung-untung atau
Ujung-ujungnya untung :)


Salah satu perkembangan yang  penting adalah, kita  sekarang mengerti bahwa prediksi - baik analisa atau intuisi - para pakar maupun kita sendiri berpotensi sama benarnya (atau sama salahnya). Tinggal bagaimana kita menyikapi prediksi-prediksi tsb dalam membuat  keputusan. Akibat memahami & menyikapi prediksi-prediksi secara lebih baik & bijaksana, menyebabkan pilihan-pilihan keputusan yang lebih baik. Akibat eksekusi keputusan-keputusan yang lebih baik menyebabkan kebetulan-kebetulan yang kita sebut sebagai keberuntungan atau "keberhasilan".

Benar-benar benar
Prediksi --> sikap --> alternatif --> keputusan --> 

                                  kebetulan = keberuntungan

Review "The Real-Investment" every 3-Minutes !

[Mimpi dini hari 11-Jan-2015]

Suasana outing kantor. Ceritanya: saya dan istri sekantor.
Menginap di suatu hotel, di luar negeri. Acara outing sudah hampir selesai, semua orang sudah mengemas pakaian dan bersiap-siap berangkat ke bandara untuk kembali pulang ke tanah air.

Saya terperangah, barang-barang saya masih berantakan, saya belum mandi... dan saya merasa urgent ingin mandi terlebih dahulu. Sementara saya mau mandi, saya mengabari ke handphone istri - yang sedang berada di luar hotel - sedang pergi berjalan-jalan di pertokoan. Dengan beberapa temannya, ia masih asyik mencari barang-barang souvenir.

Dalam percakapan via handphone, ia yakin bahwa masih begitu banyak waktu tersisa, sebelum keberangkatan pesawat. Bahkan istri saya meminta saya untuk menunda jadwal keberangkatan pesawat ! Saya mengecek jadwal take-off pesawat: jam 3.20.
Astaga ! Sekarang jam 3.17 !!!

Saya luar-biasa diliputi kegentaran....

"Bagaimana mungkin dalam tempo 3 menit, saya selesai mandi, be-beres, jemput istri, lalu ke bandara dan masih sempat masuk ke pesawat untuk pulang ?"

"Bagaimana mungkin dalam tempo 3 menit, istri saya yang sedang berada di pertokoan yang lokasinya sangat jauh dari bandara - lebih jauh dari jarak antara hotel ke bandara - bisa sendiri ke bandara tepat waktu?"

"Mengapa istri saya tidak menyadari jadwal ini sejak semula ?"

"Bagaimana mungkin dalam tempo 3 menit, saya mampu menunda keberangkatan pesawat ? Memangnya siapakah saya ini..??"

Saya ngeri sekali.....

-----------------------

Kemudian saya terjaga.
Di dini hari itu, mimpinya berakhir di situ....
Saya masih diliputi kegentaran, karena bayangan mimpi itu terasa nyata. Seumur-umur bermimpi, kali ini senyata fakta.

Beberapa menit berlalu... satu, dua.... tiga menit terlewati. Agak lega, masih diberikan lebih dari 3 menit usia. Puji syukur Tuhan.

3 jam berlalu.... apakah bisa 3 hari lagi? 3 bulan? 3 tahun? 3 dasawarsa? Nobody knows.
Saat menulis blog ini, belum 3 hari berlalu dari mimpi senyata fakta itu. Terima kasih Tuhan, atas kesempatan yang masih diberikan untuk memperbaiki diri yang masih kotor dan berantakan ini.

3 menit saja mana cukup untuk membuat berjuta alasan. Tidak juga cukup untuk lengkap mengucap maaf.
Bertobat. Setiap tiga menit periksa diri dalam pikiran....
"Apa yang telah 'ku-investasi-kan selama 3 menit terakhir : dalam pikiran, sikap dan perbuatan ?"