Day 12-16 PQ: MAKNA NATAL yang BENAR-BENAR BENAR

Banyak orang Kristen merayakan Natal - hari kelahiran Tuhan Yesus - tanpa tahu latar belakang dan arti yg sesungguhnya. Joy to the world.... adalah salah satu lagu terpopuler yang bergema di setiap pelosok dunia yang merayakan natal. Natal - diambil dari bahasa Portugis - artinya adalah "kelahiran". Ya, setiap kelahiran seorang bayi anak manusia pasti disambut dengan sukacita oleh orang tua dan handai taulan. Namun ada baiknya kita mengetahui latar belakang perayaan Natal ini...

Perspektif Sejarah
Sebenarnya tidak ada yang tahu persis tanggal kelahiran Yesus. Para ahli memperkirakan sekitar Maret-April tahun 4SM (sebelum masehi). Pada abad ke-IV masehi, emporium Romawi adalah negara adi-daya dunia dengan agama resminya adalah diberi nama Catholic (yang berarti 'umum'). Sedangkan bagi kalangan akar rumput / masyarakat, mereka menyebut diri dengan Christian - pengikut Christ ; Christo: Kristus. Sebelum agama Kristen menjadi agama resmi negara Romawi, tradisi budaya agama lama yaitu penyembahan dewa matahari, dilaksanakan  tanggal 25 Desember setiap tahun. Maka untuk menggantikan tradisi tersebut, setiap tanggal 25-Desember ditetapkan oleh pemerintah Romawi sebagai hari perayaan kelahiran Yesus.

Mengapa pada abad ke-IV itu agama Kristen bisa menjadi agama resmi Romawi? Sebab saat Kaisar Constantinus ingin pergi berperang, ia bermimpi diperintahkan oleh Tuhan untuk membawa panji-panji salib (lambang Kristen). Jadi ia menyuruh panglima dan tentaranya pergi berperang dengan membawa panji-panji Kristiani... dan kemudian memenangkan pertempuran dengan gilang-gemilang. Oleh sebab itu kaisar menetapkan agama Kristen menjadi agama resmi Romawi, sekaligus sebagai alasan politis, yaitu untuk mempersatukan kekaisaran dengan satu kepercayaan yang solid. Perlu diketahui bahwa saat itu budaya romawi yang lama banyak memiliki berbagai agama dengan bermacam-macam dewa sehingga berpotensi menimbulkan konflik antar kelompok. Agama Kristen memiliki keyakinan hanya satu dewa/ Tuhan dimana Yesus adalah Tuhan yang turun ke bumi dalam wujud fisik manusia. Ditambah dengan konfirmasi kemenangan perang "di bawah panji-panji salib Tuhan" membuat kaisar Constantinus semakin mantap untuk memutuskan agama Kristen sebagai agama resmi kekaisaran. Seiring dengan bertambah luasnya pengaruh Romawi atas dunia, maka semakin berkembang pula kekristenan ke seluruh penjuru dunia hingga kini.

Kemunduran dan kejatuhan kekaisaran Romawi sekitar abad ke-VI-VII tidak membuat serta-merta kekristenan ikut turun pamornya. Keyakinan masyarakat saat itu adalah kekristenan sebagai keyakinan bangsa yang beradab; diluar keyakinan itu adalah bangsa bar-bar, bangsa yang terbelakang, tidak bermoral, tidak beradab.

Kekristenan = peradaban.

Hingga kemudian perkembangan pesat keyakinan (agama) yang lebih baru yaitu Islam - yang juga dipeluk oleh bangsa yang beradab - menimbulkan konflik (perebutan kekuasaan atas nama keyakinan) wilayah dan mencapai puncaknya pada awal abad ke-X yaitu perang salib....

Perspektif Psikologi
Manusia adalah mahluk sosial. Bagian dari kawanan = bertahan hidup. Keluar kelompok = potensial "mati". Kita (pikiran, mind) manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan, masyarakat sekitar  LEBIH DARI APA YANG KITA KETAHUI. Sebagai manusia, waktu lahir kita adalah murni, fitri, suci; tidak memiliki keyakinan apapun. Kita diwariskan genetik DNA dari orang tua dan nenek moyang, sehingga ada keyakinan dan kebiasaan dasar kita awalnya mirip dengan keyakinan dan kebiasaan orang tua. Seiring pertumbuhan pendidikan dan pengaruh lingkungan - sosial yang tidak disadari lebih daripada yang kita ketahui, perayaan natal pun mau-tidak-mau suka-tidak-suka dipengaruhi oleh pendidikan dan lingkungan tersebut.

Contoh: waktu saya masih kecil hingga tingkat SMP, saya menganggap natal hanyalah hari libur biasa. Bagian dari long weekend di akhir tahun. "Selamat natal dan tahun baru" selalu digabung sebagai bagian libur panjang. Sebab orang tua tidak merayakan natal. Tradisi keluarga lebih heboh dalam menyambut Imlek, dimana orang tua membelikan baju baru, berbagai kue, menyiapkan ampauw, mengatur pertemuan keluarga, mewajibkan berdoa / sembahyang, mengunjungi tetua, dll.

Sewaktu SMA dan kuliah, makna natal berubah seiring pendidikan sekolah katolik/ kristen yang menumbuhkan keyakinan saya untuk memeluk agama katolik / kristen. Natal adalah hari kelahiran Yesus sebagai Juru Selamat Dunia : Joy to the world. Natal adalah kegembiraan sekaligus harapan - mengingat seminggu kemudian adalah tahun yang baru = perencanaan yang baru, resolusi baru. Natal adalah berbagi kegembiraan - berita gembira, kabar baik - kepada semua orang yang mau mendengarkan (Siapa sih yang tidak suka mendengar good news?). Natal adalah kelahiran yang tidak main-main - kelahiran utama: kelahiran Sang Juru Selamat dunia - bahkan orang Majus dari jauh pun menyambutnya dengan penuh sukacita dan upaya serta persembahan yang luar biasa. Apa salahnya kita (ikut-ikutan) sambut dengan baju yang baru dan persembahan/ sumbangan dana maupun materi apapun sebagai persembahan yang kudus dan (semoga) berkenan?

Sekarang, semakin bertambahnya umur, wawasan dan kebijaksanaan... natal adalah natal. Apa esensinya? 25-Desember adalah kesepakatan bersama masyarakat dunia yang telah berlangsung selama ribuan tahun, untuk memperingati hari kelahiran Yesus (yang kemungkinan besar sebenarnya jatuh pada bulan maret-april). Jadi tidaklah salah untuk memperingati hari lahir Yesus pada hari ini atau hari kapanpun kita mau. Tidak ada kewajiban untuk memperingatinya, bahkan sampai-sampai merayakannya secara besar-besaran dan gemerlap. Kalau mendalami ajaran-Nya, justru yang Ia perintahkan adalah peringatan Ekaristi - perjamuan terakhir - dengan simbolis pemecahan roti dan anggur yang tercurah....

Benar-Benar Benar
Bayangkan anda mengucapkan selamat ulang tahun kepada orang tua anda pada tanggal 25-desember, padahal hari lahir bapak anda itu jatuh pada tanggal 1-april. Kalau anda masih berumur 5-12 tahun, kemungkinan besar bapak anda itu ketawa-ketawa saja melihat tingkah laku anda yang masih "lucu dan polos". Coba kalau anda sekarang sudah dewasa... "Daddy, happy birthday.." apa kira-kira respon bapak anda tsb???
- Anak gue goblog banget atau
- Berhalusinasi
- aneh, lupa terus nggak sadar-sadar...

Kalau misalkan anda menyiapkan kado yang mahal dan pesta kejutan yang sangat meriah, di hari yang salah pula... apa kira-kira respon Bapak? Konyol.

Sekarang, andaikan anda adalah seorang bapak (orang tua), kira-kira apa yang anda harapkan atau inginkan dari anak anda yang memperingati / merayakan hari ulang tahun anda pada tanggal yang salah:
* Pasti - paling tidak - memberitahu tanggal nya salah; jadi tidak perlu memperingati apalagi merayakan
* Andai kebetulan anda lahir tanggal 25-desember... ada kesenangan bila anak-anak mengingat dan merayakannya. Namun tidak berarti menjadi murung bila anak-anak tidak mengingatnya! Tidak masalah buat anda bukan?

Pun kalau ada seorang anak anda merayakan dan memberikan kado mahal untuk anda, sementara anak yang lainnya malu tidak datang kepada anda karena miskin dan tidak sanggup memberikan apa-apa (selain ucapan yang tulus), apa yang akan anda perbuat? Kemungkinan besar anda akan mencari anak yang hilang tersebut untuk berbagi kebahagiaan dan tergerak untuk mendistribusikan kado-kado itu. Karena sejatinya anda tidak menginginkan benda-benda itu lagi. Yang lebih anda inginkan adalah kebahagiaan: berbagi kegembiraan atas semua anak-anak anda. SEMUA.

Nah, sekarang coba bayangkan kita sebagai anak-anak-Nya.... saling memberi ucapan salam "selamat memperingati natal (ulang tahun Bapak Yesus)" ; kira-kira apa yang Bapak kehendaki seungguhnya?
* Ucapan tulus goodnews
* Berbagi kegembiraan
* Kebersamaan sederhana, bukan pamer kemeriahan kelompok
* Kepedulian sesama, paling tidak mewartakan kabar baik itu.....

Salam suka-cita,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar