PQ 11: Karakter Impian = Kenyataan

Bukannya apa yang kita miliki yang penting. Juga bukan benda apapun yang kita impikan dan kita raih. Itu semua tidak memberikan kebahagiaan sejati. Bukan pula gelar pangkat kehormatan dari [sudut pandang] orang lain. Apa yang memberikan kebahagiaan dan kesuksesan sejati, kepuasan berkelanjutan adalah memiliki karakter impian yang menjadi kenyataan.

Ya, untuk meraih kebahagiaan adalah bukan karena benda-benda yang kita dapatkan. Juga bukan apa kata orang tentang diri saya. Kebahagiaan adalah permainan dalam [inside job]. Impian menjadi kenyataan. Kenyataan adalah impian. Dan itu semua selalu dimulai berasal dari dalam diri - mind - dalam pemikiran, perspektif yang benar. Menerima apapun yang ada sebagai bagian dari impian. Selanjutnya senantiasa mensyukuri apa yang ada, sehingga dengan demikian kita berupaya untuk mengadakan apa yang kita syukuri.

Hidup penuh dengan ketidakpastian... kata siapa? Hidup itu penuh dengan kepastian: di ujung jalannya kita semua manusia tanpa terkecuali PASTI MATI. Paling tidak - kematian tubuh jasmani. Jadi, bila sekarang kita menyadari belum di ujung itu... bersyukurlah masih bisa membaca, menulis, berpikir.... tidak lebih sulit daripada beraksi. Apapun aksi kita.... sungguh membahagiakan.... asalkan kita memiliki perspektif yang baik: menerima.

Jangan sekali-kali MEMBANDINGKAN. Ini adalah sumber ketidakbahagiaan terbesar. Membandingkan dengan orang lain, membandingkan dengan masa lalu.... membandingkan dengan masa depan / cita-cita / keinginan / harapan. Bukannya tidak boleh memiliki harapan/ tujuan yang tercapai. Boleh, asalkan kita tidak terikat dengan itu. Harapan hanyalah harapan, sebentuk ilusi (yang baik). Jadi harapan juga adalah bagian dari ilusi, bukan faktual. Kebahagiaan yang sejati adalah nyata, sekarang di sini: menerima. Terimalah semua yang ada, terus maju melangkah.... karena waktu selalu maju. Biarkan harapan  pudar dimana semakin terangnya jalan kekinian,  seiring berjalannya waktu.... harapan melebur dengan kenyataan.

Harapan adalah kenyataan.
Dengan demikian, tidak ada lagi keinginan.
Tidak ada keinginan, tidak ada perbandingan.
Tidak ada perbandingan... yang tersisa hanyalah kebahagiaan (sejati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar